Artikel ini akan membahas beberapa contoh cerpen tentang kebersihan lingkungan beserta strukturnya. Pada bahasan pertama berisikan 4 contoh karangan tentang kebersihan lingkungan. Pada bahasan kedua berisikan analisis struktur cerpen atau karangan tentang kebersihan lingkungan pada tiap cerpen yang telah dibagikan. Berikut pembahasannya:
1. Cerpen Tentang Lingkungan Bersih:
Suara Adzan subuh menggema, dan langsung aku bangun pada waktu itu juga. Setelah sholat subuh aku bergegas ganti pakaian dan lekas berolahraga pagi. Setelah tadi malam hujannya sangan deras, pagi ini udaranya sangat dingin dan sejuk. Pagi yang cerah ini tanpa adanya polusi udara di pagi ini membuat udara semakin sejuk.
Jarum jam menunjukkan pukul 05:00 WIB, aku langsung pulang. Bertepatan hari ini adalah hari minggu aku dan teman-temanku akan bersepeda bersama-sama menikmati minggu pagi yang sejuk.
Setiap minggu di kota ku selalu di adakan car free day. Yaitu hanya sepeda yang boleh berkendara. Kendaraan bermotor tidak boleh melewati jalan itu. Semua orang mendukung kegiatan itu, karena itu dapat mengurangi polusi lingkungan.Karena polusi lingkungan dapat menyebabkan penyakit.
Waktu sudah menunjukkan pukul 08:00 aku langsung pulang. Setelah sampai di rumah, warga kampung ku melakukan kerja bakti membersih kan kampung. Aku dan teman-teman ku langsung membantu kerja bakti. Ternyata sampah-sampah banyak menyumbat selokah dan langsung di bersihkan.setelah di bersihkan alirannya menjadi lancar,dan tidak akan kuatir terkena banjir. Dan kampung ku juga di lakukan penghijauan dengan menanam tumbuhan di pot-pot, setiap rumah harus memiliki minimal satu atau dua tanaman.Dan kampungku menjadi bersih dan hijau.
Andai saja di kotaku juga dilakukan kegiatan membersihkan sungai agar aliran sungai-sungai menjadi lacar dan tidak terkena banjir seperti kota-kota besar lainnya.
Pemerintah dan masyarakat juga semangat dengan kegiatan itu. Bahkan walikotanya juga turun untuk membersihkan lingkungan. Dari kegiatan itu kota menjadi bersih dan sehat.
Selain dengan pembersihan sungai-sungai pemerintah kota juga mengadakan penghijauan lingkungan. Yaitu penghijauan dari kampung ke kampung.Nanti jika kampung itu bagus, bersih dan hijau, kampung itu akan di datangi oleh wali kota.
Penghijauan itu berfungsi sebagai penghasil oksigen dan pengurang polusi udara. Dan membuat masyarakat menjadi tidak sakit.
Selain di kampung-kampung,di sekolah-sekolah juga di adakan lomba kebersihan dan kehijauan yang disebut dengan lomba Adiwiyata. Yaitu lomba tang memperhitungkan sekolah siapa yang paling bersih dan hijau adalah sekolah pemenangnya.
Sampah tidak hanya bisa di buang,tetapi sampah itu dapat di olah menjadi barang yang berguna dan bisa di manfaatkan. Sehingga dapat mengurangi jumlah sampah di tempat pembuangan dan tidak menyebabkan polusi.
Betapa hidup di lingkungan yang bersih membuat kita dapat menikmati hidup yang nyaman, sehat dan tentram.
Analisis Struktur Cerpen Tentang Lingkungan Bersih
Tema
Tema cerpen "Lingkungan Bersih" adalah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini terlihat dari sikap tokoh aku yang senang berolahraga pagi di lingkungan yang bersih, mendukung kegiatan car free day, membantu kerja bakti membersihkan kampung, dan mendukung kegiatan penghijauan.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh utama dalam cerpen ini adalah aku, yaitu seorang pemuda yang peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Aku adalah tokoh protagonis yang digambarkan sebagai sosok yang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Ia senang berolahraga pagi di lingkungan yang bersih, mendukung kegiatan car free day, membantu kerja bakti membersihkan kampung, dan mendukung kegiatan penghijauan.
Alur
Alur cerpen ini adalah alur maju. Cerpen dimulai dengan pengenalan tokoh dan latar, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian peristiwa, komplikasi, resolusi, dan koda.
Rangkaian Peristiwa
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen ini adalah sebagai berikut:
- Pengenalan tokoh dan latar
Pada bagian ini, pengarang memperkenalkan tokoh aku yang sedang berolahraga pagi di lingkungan yang bersih. Latar tempat yang digunakan adalah kampung dan kota. Latar waktu yang digunakan adalah pagi hari.
- Komplikasi
Pada bagian ini, aku melihat warga kampungnya melakukan kerja bakti membersihkan kampung. Ia pun ikut membantu kerja bakti tersebut.
- Resolusi
Pada bagian ini, kampung aku menjadi bersih dan hijau. Aku merasa senang dengan kondisi kampungnya yang bersih dan hijau.
- Koda
Pada bagian ini, aku menyimpulkan bahwa hidup di lingkungan yang bersih membuat kita dapat menikmati hidup yang nyaman, sehat, dan tentram.
Latar
Latar tempat yang digunakan dalam cerpen ini adalah kampung dan kota. Latar waktu yang digunakan adalah pagi hari. Latar suasana yang digunakan adalah suasana yang bersih dan sejuk.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ini antara lain:
- Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingkan dua hal yang berbeda menggunakan kata penghubung "seperti" atau "bak". Misalnya, "Pagi yang cerah ini tanpa adanya polusi udara di pagi ini membuat udara semakin sejuk."
- Majas pertentangan, yaitu majas yang membandingkan dua hal yang berbeda menggunakan kata penghubung "tetapi". Misalnya, "Sampah tidak hanya bisa di buang, tetapi sampah itu dapat di olah menjadi barang yang berguna dan bisa di manfaatkan."
Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari cerpen ini adalah bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah hal yang penting. Lingkungan yang bersih akan membuat kita hidup dengan nyaman, sehat, dan tentram.
2. Karangan Tentang Kebersihan Lingkungan: Sungai Bersih, Banjirpun Pergi
Andi, Antok, dan Eko adalah tiga orang siswa SD Negeri Pamulang 4 yang telah berteman sejak mereka TK. Ketiga siswa tersebut sangat gemar membersihkan lingkungan sekolah. Tidak heran bila bapak / ibu guru menjadikan mereka sebagai tauladan bagi siswa yang lain. Suatu hari di bulan September, mereka sedang bermain - main di sungai selepas pulang sekolah. Mereka memang gemar mencari ikan untuk kemudian digoreng dan dijadikan lauk makan siang. Ukuran sungai yang tidak begitu besar membuat mereka mudah berjalan dari ujung ke ujung bagian sungai. Mereka menjumpai banyak sekali sampah di pinggir sungai. Mulai dari plastik, botol - botol, dll. Setelah kelelahan dan beristirahat di pinggir sungai, Andi pun berkata kepada Antok dan Eko tentang sampah yang banyak mereka jumpai di pinggir sungai. Mereka pun sepakat bahwa sampah yang menumpuk di sungai bisa mengakibatkan banjir saat musim hujan nanti.
Suatu pagi pada saat jam istirahat di sekolah, Andi, Antok, dan Eko pergi ke kantor guru. Mereka menemui Bapak Ahmad, Wali Kelas mereka. Antok menceritakan tentang banyaknya sampah yang ada di sungai, cerita Antok pun ditimpali dan dilengkapi oleh Andi dan Eko. Mereka memberikan usul kepada Wali Kelas mereka untuk mengadakan acara bersih sungai pada saat acara bersih - bersih sekolah yang rutin dilakukan setiap hari Jum'at minggu ke-2 setiap bulannya. Usulan mereka pun ditanggapi dengan positif oleh Wali Kelas.
Akhirnya tibalah hari dimana acara bersih - bersih sungai itu dilaksanakan. Pada pagi hari, Kepala Sekolah memberikan arahan kepada semua siswa tentang pentingnya sebuah sungai yang bersih. Kepala Sekolah juga meminta kepada semua siswa untuk membersihkan sungai dengan sungguh - sungguh dan tak lupa Kepala Sekolah menyampaikan hal - hal yang tidak boleh dilakukan selama acara bersih - bersih sungai berlangsung. Selesai acara pengarahan, dengan berbondong - bondong dan didampingi oleh Wali Kelas, para siswa menuju ke sungai yang lokasinya tidak jauh dari sekolahan. Sesampainya di tepi sungai, Wali Kelas membagi siswa kedalam beberapa kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang dan ada 1 orang siswa yang menjadi ketua serta koordinator kelompok.
Acara bersih - bersih sungai berlangsung selama 2 jam. Setelah acara bersih - bersih sungai selesai, tampak beberapa gundukan sampah yang berhasil dikumpulkan oleh para siswa. Sampah - sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk milik Dinas Pekerjaan Umum yang memang sengaja didatangkan untuk mengangkut sampah sungai. Sungai pun kini tampak sangat bersih. Wali Kelas menjelaskan tentang arti pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan datang. Oleh karena itu, kita harus selalu emnjaga kebersihan lingkungan sekitar kita termasuk kebersihan sungai agar terhindar dari bahaya banjir.
Analisis Struktur Cerpen "Sungai Bersih, Banjirpun Pergi"
Tema
Tema cerpen "Sungai Bersih, Banjirpun Pergi" adalah pentingnya menjaga kebersihan sungai. Hal ini terlihat dari sikap Andi, Antok, dan Eko yang peduli terhadap kebersihan sungai dan mengajak teman-temannya untuk membersihkan sungai.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Andi, Antok, dan Eko.
- Andi adalah tokoh protagonis yang digambarkan sebagai sosok yang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Ia gemar membersihkan lingkungan sekolah dan mengajak teman-temannya untuk membersihkan sungai.
- Antok adalah tokoh protagonis yang digambarkan sebagai sosok yang cerdas dan berani. Ia berani mengutarakan pendapatnya kepada Wali Kelas untuk mengadakan acara bersih sungai.
- Eko adalah tokoh protagonis yang digambarkan sebagai sosok yang ceria dan aktif. Ia ikut serta dalam acara bersih sungai dan membantu mengumpulkan sampah.
Alur
Alur cerpen ini adalah alur maju. Cerpen dimulai dengan pengenalan tokoh dan latar, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian peristiwa, komplikasi, resolusi, dan koda.
Rangkaian Peristiwa
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen ini adalah sebagai berikut:
- Pengenalan tokoh dan latar
Pada bagian ini, pengarang memperkenalkan tokoh Andi, Antok, dan Eko yang sedang bermain di sungai. Latar tempat yang digunakan adalah sungai. Latar waktu yang digunakan adalah sore hari.
- Komplikasi
Pada bagian ini, Andi, Antok, dan Eko menjumpai banyak sampah di sungai. Mereka menyadari bahwa sampah tersebut bisa mengakibatkan banjir saat musim hujan nanti.
- Resolusi
Pada bagian ini, Andi, Antok, dan Eko mengusulkan kepada Wali Kelas untuk mengadakan acara bersih sungai. Usulan mereka pun disetujui dan acara bersih sungai pun dilaksanakan.
- Koda
Pada bagian ini, sungai menjadi bersih dan masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan.
Latar
Latar tempat yang digunakan dalam cerpen ini adalah sungai, sekolah, dan Kantor Guru. Latar waktu yang digunakan adalah sore hari, pagi hari, dan siang hari. Latar suasana yang digunakan adalah suasana yang bersih dan ceria.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ini antara lain:
- Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingkan dua hal yang berbeda menggunakan kata penghubung "seperti" atau "bak". Misalnya, "Ukuran sungai yang tidak begitu besar membuat mereka mudah berjalan dari ujung ke ujung bagian sungai."
- Majas pertentangan, yaitu majas yang membandingkan dua hal yang berbeda menggunakan kata penghubung "tetapi". Misalnya, "Mereka memang gemar mencari ikan untuk kemudian digoreng dan dijadikan lauk makan siang, tetapi mereka juga peduli terhadap kebersihan lingkungan."
Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari cerpen ini adalah bahwa menjaga kebersihan sungai adalah hal yang penting. Sungai yang bersih akan membuat masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan.
3. Cerpen Tentang Kebersihan Lingkungan: Hijaunya Sekolahku
Suatu hari, di suatu sekolah menengah atas yang bernama SMA Negeri 1 Kateman akan segera mengadakan penghijauan, menanam pohon di sekitar halaman sekolah yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Andi, selaku ketua kelas XI IPA 2 yang mengetahui hal tersebut terlebih dahulu, bergegas pergi ke kelasnya untuk memberitahu teman-teman sekelasnya.
Andi masuk ke ruangan kelas. “Hai, teman-teman semua! Mohon perhatiannya sebentar!” Andi melambaikan tangan dengan intonasi suara yang lantang, lantas membuat suasana senyap seketika dan teman-teman lainnya pun menoleh ke arahnya. “Kita mendapatkan instruksi dari pihak sekolah, bahwa kita akan segera mengadakan penghijauan, menanam pohon di halaman sekolah. Besok. Jadi, diharapkan kalian semua membawa tanah ya! Per orang, hanya satu karung”. “Yah… Bawa tanah terus nih…” jawab Dika yang langsung memasang muka malas. “Hmmm… Iya, eh? Tapi asyik jadi gak belajar deh besok!” ucap Riko senang, Dika yang mendengar ucapan Riko, wajahnya pun berubah menjadi senang. Lantas, membuat seisi kelas heboh. Kesenangan.
“Sudah… Sudah! Lanjutkan belajar lagi!” ucap Andi menenangkan, dan langsung duduk ke tempat duduknya. Dina, yang sejak tadi saat mendengar penjelasan dari Andi langsung memasang muka tidak senang. Menggerutu. “Ih… Ngapain juga sih harus menanam pohon segala, malah pegang tanah lagi. Kotor!” ucapnya dalam hati.
Esoknya, saat akan dimulai penghijauan tersebut, ramai-ramai siswa dan siswi saling bekerja sama, membantu, ada yang mencangkul, memindahkan tanah, menggali tanah, dan lain-lain. Sementara itu, di pojokan ujung kelas sana, terlihat Dina yang hanya duduk-duduk saja melihat, tanpa membantu, dan Santi teman sekelas Dina yang melihatnya pun langsung menghampiri. “Hey, Din.. Kok kamu duduk-duduk saja? Tidak membantu?” tanya Santi penasaran. “Tidak ah… Aku tidak mau pegang tanah, kotor” jawab Dina dengan santai. “Kamu tidak boleh begitu, teman-teman lain sibuk bekerja seharusnya kamu ikut membantu!” ucap Santi sambil menunjuk teman-teman yang sedang bekerja. “Biarkan saja…” sambil memasang muka malas, jawab Dina.
Andi yang kebetulan lewat melihat Santi dan Dina sedang berbicara, tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka dan langsung menghampiri. “Dina, seharusnya kamu tidak boleh begitu!” ucap Andi sambil berjalan mendekat. “Kita sebagai manusia yang tinggal di bumi ini sudah seharusnya menjaga lingkungan sekitar agar tidak rusak, seperti menanam pohon misalnya. Walaupun kita cuma melakukan di lingkungan sekolah saja, setidaknya kita sudah melakukan tindakan yang bermanfaat yang hasilnya bisa kita rasakan untuk di masa yang akan datang. Sekolah kita pun nantinya akan dipenuhi pohon-pohon yang hijau sehingga kita bisa menghirup udara yang segar” Andi menjelaskan. “Ehm… Iya, Ndi” jawab Dina pelan, dia merasa bahwa apa yang diucapkan Andi benar.
“Ayo, kita bekerja bersama-sama! Yuk, Din, San!” sambil tersenyum, Andi mengajak Dina dan Santi untuk menanam pohon. Dan, Dina pun mengangguk, tersenyum. Setelah mendengar ucapan Andi, Dina pun sadar bahwa menjaga lingkungan alam itu sangatlah penting.
Analisis Struktur Cerpen "Hijaunya Sekolahku"
Tema
Tema cerpen "Hijaunya Sekolahku" adalah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini terlihat dari sikap Andi, Dina, dan Santi yang peduli terhadap lingkungan dan ikut serta dalam kegiatan penghijauan.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Andi, Dina, dan Santi.
- Andi adalah tokoh protagonis yang digambarkan sebagai sosok yang peduli terhadap lingkungan. Ia mengajak teman-temannya untuk ikut serta dalam kegiatan penghijauan.
- Dina adalah tokoh yang awalnya tidak peduli terhadap lingkungan. Namun, setelah mendengar penjelasan dari Andi, ia pun sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
- Santi adalah tokoh yang mendukung Dina untuk ikut serta dalam kegiatan penghijauan.
Alur
Alur cerpen ini adalah alur maju. Cerpen dimulai dengan pengenalan tokoh dan latar, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian peristiwa, komplikasi, resolusi, dan koda.
Rangkaian Peristiwa
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen ini adalah sebagai berikut:
- Pengenalan tokoh dan latar
Pada bagian ini, pengarang memperkenalkan tokoh Andi, Dina, dan Santi yang sedang belajar di kelas. Latar tempat yang digunakan adalah kelas. Latar waktu yang digunakan adalah pagi hari.
- Komplikasi
Pada bagian ini, Dina tidak ingin ikut serta dalam kegiatan penghijauan karena ia tidak mau memegang tanah.
- Resolusi
Pada bagian ini, Dina sadar akan pentingnya menjaga lingkungan setelah mendengar penjelasan dari Andi.
- Koda
Pada bagian ini, Dina ikut serta dalam kegiatan penghijauan bersama Andi dan Santi.
Latar
Latar tempat yang digunakan dalam cerpen ini adalah kelas, halaman sekolah, dan tempat penghijauan. Latar waktu yang digunakan adalah pagi hari, siang hari, dan sore hari. Latar suasana yang digunakan adalah suasana yang ramai, ceria, dan penuh semangat.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ini antara lain:
- Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingkan dua hal yang berbeda menggunakan kata penghubung "seperti" atau "bak". Misalnya, "Wajah Dina pun berubah menjadi senang."
- Majas hiperbola, yaitu majas yang melebih-lebihkan sesuatu. Misalnya, "Dina pun sadar bahwa menjaga lingkungan alam itu sangatlah penting."
Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari cerpen ini adalah bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah hal yang penting. Lingkungan yang bersih akan memberikan banyak manfaat bagi kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Cerita Tentang Lingkungan Rumah Yang bersih: Sepi di Telinga Sejuk di Mata
Aku tinggal di sebuah desa yang sangat asri dan sejuk, di kaki gunung Galunggung. Masih banyak sawah dan kebun yang membuat suasana semakin indah. Pohon jati berjajar sepanjang jalan menuju desaku, diselingi dengan sampah yang terhampar bak permadani hijau. Kebun dan sawah semuanya milik orang-orang di desaku yang diolah secara turun temurun.
Orang-orang di desaku semuanya saling mengenal satu sama lain. Bahkan orang yang tinggalnya paling jauh pun tetap dikenali orang-orang bila disebut namanya. Seandainya kamu mau berkunjung ke rumahku lalu tak tahu jalan dan sampai di pasar, tanyakan saja ke orang sembarang di pasar, pasti mereka akan bisa menunjukkan jalannya. Ya, kami mengenal dan akrab satu sama lain. Bahkan orang-orang tua disini sudah bersama dengan teman main kecilnya sampai usia tua sekitar 70-80 tahun. Praktis mereka tak pernah kemana-mana.
Sedikit sekali pengaruh dunia luar yang masuk ke desaku ini. Orang-orang rupanya masih teguh dengan ajaran budi leluhur di desa ini. Hanya beberapa anak muda saja yang mulai meluntur budi pekertinya karena mereka pernah mengenyam pendidikan di kota besar. Saat mereka kembali kemari mungkin mereka merasa tidak betah dengan kehidupan desa yang monoton, tidak gemerlap seperti di kota.
Aku menyukai lingkungan yang sepi dan damai ini. memberikan kebebasan penuh untuk merenung dan berkontemplasi. Seperti dalam peribahasa Sunda, tiis ceuli herang panon, sepi di telinga, sejuk di mata.
Analisis Struktur Cerpen "Sepi di Telinga Sejuk di Mata"
Tema
Tema cerpen "Sepi di Telinga Sejuk di Mata" adalah keindahan dan ketenangan lingkungan pedesaan. Hal ini terlihat dari deskripsi pengarang tentang lingkungan desa yang asri, sejuk, dan sepi.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh utama dalam cerpen ini adalah aku, yaitu seorang pemuda yang tinggal di desa.
- Aku adalah tokoh protagonis yang digambarkan sebagai sosok yang menyukai lingkungan yang sepi dan damai.
Alur
Alur cerpen ini adalah alur maju. Cerpen dimulai dengan pengenalan tokoh dan latar, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian peristiwa, komplikasi, resolusi, dan koda.
Rangkaian Peristiwa
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen ini adalah sebagai berikut:
- Pengenalan tokoh dan latar
Pada bagian ini, pengarang memperkenalkan tokoh aku yang tinggal di sebuah desa yang asri dan sejuk. Latar tempat yang digunakan adalah desa, sawah, dan kebun. Latar waktu yang digunakan adalah pagi hari.
- Rangkaian peristiwa
Pada bagian ini, pengarang menjelaskan tentang keindahan dan ketenangan lingkungan desa.
- Komplikasi
Pada bagian ini, pengarang menjelaskan tentang pengaruh dunia luar yang mulai masuk ke desa.
- Resolusi
Pada bagian ini, pengarang menyimpulkan bahwa aku menyukai lingkungan yang sepi dan damai.
- Koda
Pada bagian ini, pengarang mengulang kembali tema cerpen.
Latar
Latar tempat yang digunakan dalam cerpen ini adalah desa, sawah, dan kebun. Latar waktu yang digunakan adalah pagi hari, siang hari, dan sore hari. Latar suasana yang digunakan adalah suasana yang asri, sejuk, dan sepi.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ini antara lain:
- Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingkan dua hal yang berbeda menggunakan kata penghubung "seperti" atau "bak". Misalnya, "Pohon jati berjajar sepanjang jalan menuju desaku, diselingi dengan sampah yang terhampar bak permadani hijau."
- Majas hiperbola, yaitu majas yang melebih-lebihkan sesuatu. Misalnya, "Orang-orang di desaku semuanya mengenal satu sama lain. Bahkan orang yang tinggalnya paling jauh pun tetap dikenali orang-orang bila disebut namanya."
Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari cerpen ini adalah bahwa lingkungan pedesaan yang asri dan sejuk dapat memberikan ketenangan dan kedamaian bagi jiwa.