Dalam artikel ini kita akan melakukan analisis sebuah resensi atau teks ulasan novel berjudul "Negeri 5 Menara". Analisis resensi novel berjudul negeri 5 menara dilakukan berdasarkan struktur teks ulasan dalam resensi novel berjudul negeri 5 menara dan analisis kaidah kebahasaan teks ulasan novel negeri 5 menara. Novel negeri 5 menara adalah sebuah novel karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2009. Novel negeri 5 menara mengisahkan tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah berbeda yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Madani. Sebelum membahas lebih jauh ke dalam analisis struktur teks ulasan dan kaidah kebahasaan novel negeri 5 menara sebahiknya pahami dulu perbedaan sebuah novel dan resensi novel (teks ulasan novel).
1. Perbedaan Novel dan Resensi (Teks Ulasan)
Novel adalah salah satu bacaan yang paling diminati karena dapat menghibur pembacanya. novel adalah kaya fiksi prosa yang menceritakan pengalaman karakter dalam waktu yang lama. Sebelum membeli novel untuk dibaca, biasanya orang akan membaca teks ulasan novel.
Resensi novel atau Teks ulasan novel adalah tulisan yang berisi pendapat akan kualitas suatu novel. Teks ulasan novel memberikan gambaran kelebihan, kekurangan, dan kualitas suatu novel. Teks ulasan novel memiliki struktur yang terdiri atas identitas, orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman.
2. Analisis Teks Ulasan Novel: Negeri 5 Menara
Analisis resensi novel berjudul negeri 5 menara dilakukan berdasarkan struktur teks ulasan dalam resensi novel berjudul negeri 5 menara dan analisis kaidah kebahasaan teks ulasan novel negeri 5 menara. Berikut isi teks resensi ulasan novel berjudul negeri 5 menara:
"Negeri 5 Menara" adalah novel karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2009. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda. Mereka menuntut ilmu di Pondok Madani. Mereka adalah: Alif Fikri Chaniago dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajidmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, Baso Salahuddin dari Gowa.
Cerita ini dimulai saat mereka bersekolah, dan belajar bersama dari kelas 1 sampai kelas 6. Hal itu, membuat 6 santri tersebut semakin dekat dan akrab. Mereka juga memiliki kegemaran yang sama yaitu duduk di bawah menara pohon madani. Dari kegemaran itu, mereka menyebut diri mereka sebagai Sahibul Menara.
Awal mulanya Alif Fikri sangat kaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan yang ada di pondok. Namun, saat dipondok dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang dapat menghibur dia. Di bawah menara Pondok Madani mereka menciptakan mimpi-mimpi lewat imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian. Mereka yakin impian itu akan terwujud karena mereka yakin pada mantra yang didapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar Pondok Madani ), yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
Kelebihan novel ini, antara lain, berisi motivasi bagi para pembacanya. Isinya begitu menarik dan mengesankan banyak amanat yang dapat diambil dari kisah tersebut. Novel Negeri 5 Menara yang ditulis Ahmad Fuadi juga pernah menjadi best seller karena bercerita tentang dunia pendidikan pesantren. Akan tetapi, novel ini juga memiliki kekurangan. Antara lain, bahasanya sulit dipahami, dan ada beberapa bacaan menggunakan bahasa arab tidak diterjemahkan.
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi. Novel ini dapat memberi motivasi, dan semangat terutama bagi remaja. Hal itu karena terdapat amanat dalam novel ini. Salah satunya yaitu, kita harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian.
2.1 Struktur Teks Ulasan Novel Negeri 5 Menara
Struktur teks ulasan novel negeri 5 menara terdiri dari bagian identitas novel, orientasi, tafsiran isi novel, evaluasi dan rangkuman novel negeri 5 menara. Berikut uraian struktur teks ulasan negeri 5 menara.
a. Identitas
Identitas teks ulasan novel negeri 5 menara berisi datail nevel yang diulas berupa judul novel, penulis, penerbit dan tahun terbitnya novel negeri 5 menara.
"Negeri 5 Menara" adalah novel karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2009.
b. Orientasi
Orientasi teks ulasan novel negeri 5 menara gambaran umum mengenai karya novel negeri 5 menara yang akan diulas secara singkat dan jelas. Gambaran umum teks ulasan tersebut berupa kisah yang diceritakan dalam novel novel negeri 5 menara yatu kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda.
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda. Mereka menuntut ilmu di Pondok Madani. Mereka adalah: Alif Fikri Chaniago dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajidmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, Baso Salahuddin dari Gowa.
c. Tafsiran
Tafsiran dalam teks ulasan novel negeri 5 menara berisi gambaran terperinci novel negeri 5 menara. Teks ulasan tersebut manampilkan isi dari segi unsur intrinsik dan esktrinsik novel negeri 5 menara seperti tema, latar, tahapan alur cerita, tokoh, penokohan, dan amanat, serta nilai budaya, religi dan pendidikan.
Cerita ini dimulai saat mereka bersekolah, dan belajar bersama dari kelas 1 sampai kelas 6. Hal itu, membuat 6 santri tersebut semakin dekat dan akrab. Mereka juga memiliki kegemaran yang sama yaitu duduk di bawah menara pohon madani. Dari kegemaran itu, mereka menyebut diri mereka sebagai Sahibul Menara.
Awal mulanya Alif Fikri sangat kaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan yang ada di pondok. Namun, saat dipondok dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang dapat menghibur dia. Di bawah menara Pondok Madani mereka menciptakan mimpi-mimpi lewat imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian. Mereka yakin impian itu akan terwujud karena mereka yakin pada mantra yang didapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar Pondok Madani ), yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
c. Evaluasi
Evaluasi dal teks ulasan novel negeri 5 menara berisi kekurangan dan kelebihan novel negeri 5 menara. Kelebihan yang dimiliki novel negeri 5 menara berupa cerita motivasi, isi cerita yang menarik, memiliki pesan moral, serta novel negeri 5 menara merupakan novel tentang pendidikan pesantren yang populer.
Kekurangan yang dimiliki novel negeri 5 menara menurut pengulas yaitu penggunaan bahasa yang sulit dipahami dan adanya bacaan yang belum diterjemahkan ke bahasa Indonesia di dalam novel negeri 5 menara.
Kelebihan novel ini, antara lain, berisi motivasi bagi para pembacanya. Isinya begitu menarik dan mengesankan banyak amanat yang dapat diambil dari kisah tersebut. Novel Negeri 5 Menara yang ditulis Ahmad Fuadi juga pernah menjadi best seller karena bercerita tentang dunia pendidikan pesantren. Akan tetapi, novel ini juga memiliki kekurangan. Antara lain, bahasanya sulit dipahami, dan ada beberapa bacaan menggunakan bahasa arab tidak diterjemahkan.
d. Rangkuman
Rangkuman teks ulasan novel negeri 5 menara berisi kesimpulan penulis setelah membaca novel tersbut. Kesimpulan penulis berupa novel negeri 5 menara dapat memberi motivasi dan semangat bagi para remaja yang membacanya untuk bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian.
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi. Novel ini dapat memberi motivasi, dan semangat terutama bagi remaja. Hal itu karena terdapat amanat dalam novel ini. Salah satunya yaitu, kita harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian.
2.2 Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan Novel Negeri 5 Menara
Berikut ini kaidah kebahasaan yang terkandung dalam teks ulasan novel negeri 5 menara:
a. Penonjolan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
Teks ulasan tersebut manampilkan isi dari segi unsur intrinsik dan esktrinsik novel negeri 5 menara seperti tema, latar, tahapan alur cerita, tokoh, penokohan, dan amanat, serta nilai budaya, religi dan pendidikan.
Cerita ini dimulai saat mereka bersekolah, dan belajar bersama dari kelas 1 sampai kelas 6. Hal itu, membuat 6 santri tersebut semakin dekat dan akrab. Mereka juga memiliki kegemaran yang sama yaitu duduk di bawah menara pohon madani. Dari kegemaran itu, mereka menyebut diri mereka sebagai Sahibul Menara.
Awal mulanya Alif Fikri sangat kaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan yang ada di pondok. Namun, saat dipondok dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang dapat menghibur dia. Di bawah menara Pondok Madani mereka menciptakan mimpi-mimpi lewat imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian. Mereka yakin impian itu akan terwujud karena mereka yakin pada mantra yang didapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar Pondok Madani ), yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
b. Menggunakan kata-kata opini atau persiasif
Contoh kalimat opini atau persuasif dalam teks ulasan negeri 5 menara salah satunya terdapat pada bagian rangkuman.
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi. Novel ini dapat memberi motivasi, dan semangat terutama bagi remaja. Hal itu karena terdapat amanat dalam novel ini. Salah satunya yaitu, kita harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian.
c. Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal
Konjungsi Internal dalam teks ulasan negeri 5 menara:
- Penambahan (contoh: dan, atau): Mereka bersekolah dan belajar bersama
- Perbandingan (contoh: tetapi, sementara): Namun, saat dipondok dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah
- Waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika): Saat dipondok dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah
- Sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun): Novel ini dapat memberi motivasi, dan semangat terutama bagi remaja. Hal itu karena terdapat amanat dalam novel ini. Salah satunya yaitu, kita harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian.
Konjungsi Eksternal dalam teks ulasan negeri 5 menara:
- Penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut): Tidak ada
- Perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain): Akan tetapi, novel ini juga memiliki kekurangan
- Waktu (contoh: pertama, kedua ... , kemudian, lalu, berikutnya): Tidak ada
- Sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya): Tidak ada
d. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)
Ungkapan perbandingan dalam teks ulasan novel negeri 5 menara:
- Ungkapan persamaan: Mereka juga memiliki kegemaran yang sama yaitu duduk di bawah menara pohon madani.
- Ungkapan Perbedaan: Awal mulanya Alif Fikri sangat kaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan yang ada di pondok. Namun, saat dipondok dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang dapat menghibur dia.
e. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional
Kerja material adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa. Sedangkan kata kerja relasional adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Contoh kata kerja material dalam teks ulasan novel negeri 5 menara:
- Namun, saat dipondok dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang dapat menghibur dia.
- Antara lain, bahasanya sulit dipahami, dan ada beberapa bacaan menggunakan bahasa arab tidak diterjemahkan.
- Novel ini dapat memberi motivasi, dan semangat terutama bagi remaja.
Contoh kata kerja rasional dalam teks ulasan novel negeri 5 menara:
- Novel ini dapat memberi motivasi, dan semangat terutama bagi remaja. Hal itu karena terdapat amanat dalam novel ini.
- Novel Negeri 5 Menara yang ditulis Ahmad Fuadi juga pernah menjadi best seller karena bercerita tentang dunia pendidikan pesantren.
Demikianlah contoh Analisis resensi novel berjudul negeri 5 menara berupa struktur teks ulasan dalam resensi novel berjudul negeri 5 menara dan analisis kaidah kebahasaan teks ulasan novel negeri 5 menara. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak di kolom kementar.