Di dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara membuat sebuah esai yang bertema pembelajaran daring (dalam jaringan) di masa pandemi covid-19. Untuk memahami lebih jauh dalam membuat karangan esai tersebut, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan esai atau karangan prosa. Kita juga perlu memahami bagaimana struktur penulisan esai yang baik dan benar sehingga karangan esai yang ditulis akan menghasilkan naskah yang bagus untuk di baca dan mudah dipahami isinya.
Sebelum masuk ke pembahasan utama, sebaiknya kita perlu memahami apa itu esai? bagaimana struktur penulisan sebuah esai? serta bagaimana cara menulis esai dengan baik dan benar. Untuk menjawab pertanyaan tersebut silahkan simak pembahasan di bawah ini.
1. Karangan Esai dan Struktur Penulisan Esai
Istilah esai tidak asing terdengar ditelinga kita. Istilah esai biasanya berhubungan dengan kegiatan tulis menulis, karangan prosa, pembelajaran, dan tugas sekolah siswa. Berikut ini uraian yang menjelaskan esai secara lebih detail.
1.1 Apa Itu Esai? dan Bagaimana Struktur Penulisan Esai?
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Di dalam esai berisi tentang opini, pandangan atau ekspresi pribadi dari penulis mengenai sebuah hal yang sedang terjadi atau berlangsung di masyarakat.
Struktur esai terdiri dari pendahuluan (pembukaan), badan esai (isi), dan kesimpulan (penutup). Sebuah esai biasanya memiliki bahasan tema tertentu yang diangkat di dalam penulisannya.
a. Pendahuluan (pembukaan)
Pendahuluan memiliki struktur dari umum menjadi khusus. Buka paragraf pertama dengan pengenalan topik secara umum dan permasalahan yang akan dihadapi. Tuliskan secara umum ide yang akan diambil. Utarakan semua pemikiran yang akan menjawab pertanyaan permasalahan yang muncul. Selanjutnya adalah kemukakan secara luas argumen yang disampaikan.
b. Badan esai (isi)
Esai dibuat dari sekumpulan paragraf, setiap satu paragraf memiliki satu pokok pikiran yang merupakan argumen yang akan diutarakan. Setelah mengemukakan pokok pikiran maka kemukakan penjelasan dari pokok pikiran tersebut. Tuliskan bukti yang bisa menopang kebenaran dari argumen yang kamu keluarkan. Bukti bisa berupa: studi kasus, statistik, bukti dokumenter, buku akademik atau artikel jurnal. Kemudia penulis dapat menanmbahkan pendapat pribadinya. Rangkum per paragraf, dan jelaskan bagaimana tiap paragraf dapat mendukung argumen secara keseluruhan.
c. Kesimpulan (penutup)
Dalam kesimpulan masukan permasalahan, dilanjut dengan rangkuman kata kunci dan ringkas argumen yang menjadi jawaban atas permasalahan. Selanjutnya utarakan alasan atau hambatan untuk sampai pada jawaban atau argumen pasti pada pertanyaan diawal. Kesimpulan bisa berisi tentang pertanyaan yang dapat menjadi topik untuk esai selanjutnya, prediksi tentang apa yang akan terjadi, dan rekomendasi penyelesaian terhadap fenomena yang sedang diteliti. Kesimpulan baiknya menggunakan struktur dari khusus ke umum.
1.2 Cara Menulis Sebuah Esai
Menulis sebuah esai tidaklah terlalu sulit apabila kita memahami cara menulis esai secara baik dan benar. Jika dipetakan, langkah-langkah membuat esai, bisa jabarkan sebagai berikut:
a. Menentukan tema atau topik
Tentukanlah tema apa yang akan dibahas di dalam esai yang akan anda tulis. Usahakan agar anda mengusai dan memahami tema atau topik bahasan tersebut. Untuk lebih memudahkan dalam menulis esai tersebut, anda bisa menambah referensi bacaan terkait tema atau topik utama esai anda melalui artikel-artikel relevan yang tersedia di internet.
b. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
Outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas dalam esai anda merupakan gambaran kasar terhadap bahasan yang akan anda tulis di tiap paragraf dalam esai tersebut. Istilah kerennya yaitu ide pokok paragraf. Usahakan agar ide pokok di tiap paragraf saling terkait dan tidak melenceng dari tema atau topik utama esai yang anda tulis.
c. Menuliskan pendapat anda sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
Usahakan agar pandapat yang anda tuangkan dalam tulisan esai tersebut ditulis dengan kalimat yang singkat dan jelas. Hal ini bertujuan agar pesan yang ingin anda sampaikan dalam tulisan esai tersebut tersampaikan kepada pembaca. Selain itu, penulisan esai yang menggunakan kalimat singkat dan jelas dapat memudahkan pembaca dalam memahami isi dari teks esai anda.
d. Menulis tubuh esai
Mulailah dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
e. Membuat paragraf pertama (pendahuluan)
Paragraf pertama dalam naskah esai bisanya berisi tentang pendahuluan terkait tema atau topik bahasan utama esai tersebut. Itu sebabnya, yang akan kita tulis dalam bagian pendahuluan esai harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
f. Menuliskan kesimpulan.
Kesimpulan dalam sebuah esai sangatlah penting. Untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
g. Periksa kembali esai anda dan berikan sentuhan akhir
Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
2. Menulis Esai Tema Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid 19
Penulisan karangan esai tema pembelajaran daring (dalam jaringan) di masa pandemi covid 19 ini bisa digunakan untuk menjawab tugas sekolah bahasa indonesia tentang pembuatan contoh karangan esai. Tema atau topik bahasan utama esai yang akan kita buat adalah pembelajaran daring di masa pandemi covid 19. Sedangkan judul karangan esai yang akan kita tulis yaitu "Permasalahan dalam pembelajaran daring di masa pandemi covid 19".
a. Tema:
Pembelajaran daring (dalam jaringan) di masa pandemi covid 19 adalah judul tema atau topik utama esai yang akan kita buat.
b. Judul:
Permasalahan dalam pembelajaran daring di masa pandemi covid 19 merupakan judu esai yang sesuai dengan topik utama.
2.1 Menentukan Struktur Esai Tema Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid 19
Berikut ini strukutur penulisan esai yang akan kita buat di dalam artikel ini:
a. Pendahuluan (pembukaan)
- Pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan dimasa pandemi covid 19
- Pembelajaran tatap muka di ganti dengan pembelajaran dalam jaringan
b. Badan esai (isi)
- Pembelajaran daring memiliki beberapa permasalahan
- Pembelajaran di tahun ajaran baru akan lebih berat
- Kemampuan orangtua murid yang terdampak pandemi covid 19
- Ketersediaan fasilitas pembelajaran daring yang belum merata
- Bertambahnya biaya pengeluaran untuk proses pembelajaran daring
- Pemahaman teknologi dalam pembelajaran daring
- Latar belakang orangtua murid yang beragam
- Efektifitas pembelajaran daring
c. Kesimpulan (penutup)
- Pembelajaran daring membutuhkan peran aktif semua pihak agar masalah yang timbul dapat teratasi
2.2 Mengembangkan Ide Pokok Tiap Paragraf Menjadi Kalimat
a. Pendahuluan
Ide pokok: Pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan dimasa pandemi covid 19
Selama masa pandemi covid 19, pembelajaran tatap muka tidak bisa dilaksanakan. Hal ini terjadi karena perkembangan virus covid 19 yang terus meluas di Indonesia. Pandemi covid 19 mulai menyebar di Indonesia pada pertengahan bulan maret 2020. Secara umum, perkembangan kasus covid 19 di Indonesia masih mengalami peningkatan hingga datangnya tahun Ajaran baru 2020/2021. Angka penyebaran kasus positif covid 19 di indonesia masih terus bertambah sejak tahun lalu dan kini telah menembus angka 1,33 juta kasus positif covid 19 di bulan februari 2021.
Ide pokok: Pembelajaran tatap muka di ganti dengan pembelajaran dalam jaringan
Menilai adanya hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengumumkan bahwa penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid 19 bagi satuan pendidikan yang berada di zona kuning, orange, dan merah tidak boleh melakukan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka di Sekolah tidak boleh dilakukan mengingat tingginya angka penyebaran kasus covid 19. Sebagai gantinya pembelajaran dilakukan secara daring (online) sejak pertengahan bulan maret 2020. Pembelajaran daring akhirnya menjadi solusi di saat pandemi covid 19, karena tidak diperbolehkannya pembelajaran tatap muka.
b. Badan esai (isi)
Ide pokok: Pembelajaran daring memiliki beberapa permasalahan
Meskipun pembelajaran daring dinilai sebagai pilihan yang tepat demi terlaksananya kegiatan proses belajar mengajar, pembelajaran daring masih terlampau jau dari sempurna dan sering mengalami beberapa permasalahan saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Dalam prakteknya, pembelajaran daring menemui beberapa permasalahan yang dihadapi baik itu oleh siswa, guru maupun orang tua murid.
Ide pokok: Pembelajaran di tahun ajaran baru akan lebih berat
Pertama. Pembelajaran daring Tahun Ajaran Baru 2020/2021 akan terasa jauh lebih berat dibanding tahun Ajaran 2019/2020. Saat terjadi kasus pertama Covid 19 di Indonesia tahun ajaran 2019/2020 sudah berjalan sekitar delapan bulan. Di mana kelas satu Sekolah dasar paling tidak sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran daring di tahun Ajaran Baru 2020/2021. Akibatnya murid-murid khususnya yang baru masuk di kelas satu di tingkat dasar (SD/MI), yang pada umumnya belum bisa membaca, menulis dan berhitung saat proses pembelajarannya dilakukan secara daring (online) memerlukan bantuan ekstra dari guru dan para orang tua murid untuk memmbantunya dalam pembelajaran.
Ide pokok: Kemampuan orang tua murid yang terdampak pandemi covid 19
Kedua. Di masa pandemi Covid 19 secara umum kehidupan masyarakat terdampak semakin memprihatinkan, ada yang penghasilannya menurun, kehilangan pekerjaan karena Pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan ada yang tidak mempunyai penghasilan sama sekali. Dengan pembelajaran daring (online). Tidak semua orangtua murid mempunyai HP android, atau mampu membelikan anaknya. Selain itu, tidak sedikit mereka yang mempunyai cukup uang untuk membelikan kuota internet (paketan data) anaknya.
Ide pokok: Ketersediaan fasilitas pembelajaran daring yang belum merata
Ketiga. Melihat dunia pendidikan, tidak bisa secara parsial, hanya di kota-kota besar atau daerah pinggiran, tapi harus menyeluruh hingga pelosok pedesaan, dan di daerah terpencil di wilayah NKRI. Dengan pembelajaran secara daring (online), apakah di semua daerah tersebut sudah tersedia jaringan internet dan sudah cukup sinyal. Tentu saja masih terdapat daerah di Indonesia yang belum terjangkau jaringan internet yang memadai khususnya di Indonesia bagian timur.
Ide pokok: Bertambahnya biaya pengeluaran untuk proses pembelajaran daring
Keempat. Jumlah guru swasta yang tersebar di wilayah NKRI jumlahnya jauh lebih besar dari guru PNS, honor mereka banyak yang masih minim, terutama yang berada di pedesaan. Dengan pembelajaran daring (online) tentu akan menambah biaya pengeluaran tersendiri untuk membeli kuota. Sedangkan banyak sekolah/madrasah yang tidak berani menganggarkan dari BOS untuk pembelian kuota, karena juknisnya tidak jelas.
Ide pokok: Pemahaman teknologi dalam pembelajaran daring
Kelima. Masih banyak guru yang gaptek, terutama yang masa purnanya kurang dari dua atau tiga tahun. Dengan pembelajaran daring tentu mereka mengalami kesulitan. Mungkin mereka sudah malas belajar karena sebentar lagi sudah pensiun. Padahal sebenarnya sorang guru harus senantiasa ‘mengupgrade’ dirinya agar selalu bisa mengikuti perkembangan zaman
Ide pokok: Latar belakang orang tua murid yang beragam
Keenam. Latar belakang dan kondisi orangtua murid cukup beragam. Ada yang tidak mempunyai cukup waktu mendampingi belajar anaknya karena sibuk kerja atau sesuatu hal, selain itu banyak juga yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk mengajari belajar anaknya. Dengan keterbatasan tersebut banyak orang tua yang merasa pusing dengan adanya pembelajaran daring. Lebih-lebih merasa kesulitan mengendalikan anaknya yang keterusan dalam penggunaan HP.
Ide pokok: Efektifitas pembelajaran daring
Ketujuh. Belajar di rumah secara daring di masa pandemik Covid 19 dinilai masih belum efektif. Dalam pembelajaran tatap muka saja, seringkali murid baru paham jika sesudah diterangkan beberapa kali. Melihat hal tersebut, maka dalam pembelajaran daring tentu memerlukan usaha yang lebih dari siswa dan guru agar materi pembeljaran yang disampaikan dipahami dengan mudah oleh siswa. Jika tidak disertai hal tersebut, dikhawatirkan pembelajaran daring berlangsung cukup lama akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia.
c. Kesimpulan (penutup)
Ide pokok: Pembelajaran daring membutuhkan peran aktif semua pihak agar masalah yang timbul dapat teratasi
Pembelajaran daring memang menjadi salah satu solusi di bidang pendidikan dalam menekan penyebaran virus covid 19. Walaupun demikian, pembelajaran daring masih memiliki beberapa problema didalamnya sehingga memerlukan peran aktif semua pihak yang terlibat di dalamnya baik itu murid, guru, orangtua murida dan pemerintah untuk menciptakan pembelajaran daring yang lebih efektif.
3. Rangkuman
Permasalahan dalam pembelajaran daring di masa pandemi covid 19
Selama masa pandemi covid 19, pembelajaran tatap muka tidak bisa dilaksanakan. Hal ini terjadi karena perkembangan virus covid 19 yang terus meluas di Indonesia. Pandemi covid 19 mulai menyebar di Indonesia pada pertengahan bulan maret 2020. Secara umum, perkembangan kasus covid 19 di Indonesia masih mengalami peningkatan hingga datangnya tahun Ajaran baru 2020/2021. Angka penyebaran kasus positif covid 19 di indonesia masih terus bertambah sejak tahun lalu dan kini telah menembus angka 1,33 juta kasus positif covid 19 di bulan februari 2021.
Menilai adanya hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengumumkan bahwa penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid 19 bagi satuan pendidikan yang berada di zona kuning, orange, dan merah tidak boleh melakukan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka di Sekolah tidak boleh dilakukan mengingat tingginya angka penyebaran kasus covid 19. Sebagai gantinya pembelajaran dilakukan secara daring (online) sejak pertengahan bulan maret 2020. Pembelajaran daring akhirnya menjadi solusi di saat pandemi covid 19, karena tidak diperbolehkannya pembelajaran tatap muka.
Meskipun pembelajaran daring dinilai sebagai pilihan yang tepat demi terlaksananya kegiatan proses belajar mengajar, pembelajaran daring masih terlampau jau dari sempurna dan sering mengalami beberapa permasalahan saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Dalam prakteknya, pembelajaran daring menemui beberapa permasalahan yang dihadapi baik itu oleh siswa, guru maupun orang tua murid.
Pertama. Pembelajaran daring Tahun Ajaran Baru 2020/2021 akan terasa jauh lebih berat dibanding tahun Ajaran 2019/2020. Saat terjadi kasus pertama Covid 19 di Indonesia tahun ajaran 2019/2020 sudah berjalan sekitar delapan bulan. Di mana kelas satu Sekolah dasar paling tidak sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran daring di tahun Ajaran Baru 2020/2021. Akibatnya murid-murid khususnya yang baru masuk di kelas satu di tingkat dasar (SD/MI), yang pada umumnya belum bisa membaca, menulis dan berhitung saat proses pembelajarannya dilakukan secara daring (online) memerlukan bantuan ekstra dari guru dan para orang tua murid untuk memmbantunya dalam pembelajaran.
Kedua. Di masa pandemi Covid 19 secara umum kehidupan masyarakat terdampak semakin memprihatinkan, ada yang penghasilannya menurun, kehilangan pekerjaan karena Pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan ada yang tidak mempunyai penghasilan sama sekali. Dengan pembelajaran daring (online). Tidak semua orangtua murid mempunyai HP android, atau mampu membelikan anaknya. Selain itu, tidak sedikit mereka yang mempunyai cukup uang untuk membelikan kuota internet (paketan data) anaknya.
Ketiga. Melihat dunia pendidikan, tidak bisa secara parsial, hanya di kota-kota besar atau daerah pinggiran, tapi harus menyeluruh hingga pelosok pedesaan, dan di daerah terpencil di wilayah NKRI. Dengan pembelajaran secara daring (online), apakah di semua daerah tersebut sudah tersedia jaringan internet dan sudah cukup sinyal. Tentu saja masih terdapat daerah di Indonesia yang belum terjangkau jaringan internet yang memadai khususnya di Indonesia bagian timur.
Keempat. Jumlah guru swasta yang tersebar di wilayah NKRI jumlahnya jauh lebih besar dari guru PNS, honor mereka banyak yang masih minim, terutama yang berada di pedesaan. Dengan pembelajaran daring (online) tentu akan menambah biaya pengeluaran tersendiri untuk membeli kuota. Sedangkan banyak sekolah/madrasah yang tidak berani menganggarkan dari BOS untuk pembelian kuota, karena juknisnya tidak jelas.
Kelima. Masih banyak guru yang gaptek, terutama yang masa purnanya kurang dari dua atau tiga tahun. Dengan pembelajaran daring tentu mereka mengalami kesulitan. Mungkin mereka sudah malas belajar karena sebentar lagi sudah pensiun. Padahal sebenarnya sorang guru harus senantiasa ‘mengupgrade’ dirinya agar selalu bisa mengikuti perkembangan zaman
Keenam. Latar belakang dan kondisi orangtua murid cukup beragam. Ada yang tidak mempunyai cukup waktu mendampingi belajar anaknya karena sibuk kerja atau sesuatu hal, selain itu banyak juga yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk mengajari belajar anaknya. Dengan keterbatasan tersebut banyak orang tua yang merasa pusing dengan adanya pembelajaran daring. Lebih-lebih merasa kesulitan mengendalikan anaknya yang keterusan dalam penggunaan HP.
Ketujuh. Belajar di rumah secara daring di masa pandemik Covid 19 dinilai masih belum efektif. Dalam pembelajaran tatap muka saja, seringkali murid baru paham jika sesudah diterangkan beberapa kali. Melihat hal tersebut, maka dalam pembelajaran daring tentu memerlukan usaha yang lebih dari siswa dan guru agar materi pembeljaran yang disampaikan dipahami dengan mudah oleh siswa. Jika tidak disertai hal tersebut, dikhawatirkan pembelajaran daring berlangsung cukup lama akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Pembelajaran daring memang menjadi salah satu solusi di bidang pendidikan dalam menekan penyebaran virus covid 19. Walaupun demikian, pembelajaran daring masih memiliki beberapa problema didalamnya sehingga memerlukan peran aktif semua pihak yang terlibat di dalamnya baik itu murid, guru, orangtua murida dan pemerintah untuk menciptakan pembelajaran daring yang lebih efektif.