Cerpen "Kucing Malang" karya Nisrina Dwi Cahyani merupakan karya sastra yang mengangkat tema hewan. Cerpen ini berkisah tentang seorang gadis bernama Rima yang menemukan anak kucing yang kesepian dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Namun, anak kucing tersebut ternyata terserang cacing dan akhirnya mati.
Dalam artikel ini, akan dianalisis kebahasaan cerpen "Kucing Malang". Analisis ini akan meliputi penggunaan kata-kata, frasa, kalimat, dan alur cerita. Analisis ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Analisis Kebahasaan
Analisis Kebahasaan cerpen kucing malang dijabarkan berdasarka kata-kata, frasa, kalimat yang terdapat dalam teks cerita pendek kucing malang. Selain ketiga hal tersebut, kita juga akaan mengulas sedikit alur cerita dan pesan moral yang terkandung di dalam cerpen kucing malang. Berikut penjelasan dari tiap aspek analisis kebahasaan cerpen kucing malang.
Analisis Kata-kata
Cerpen "Kucing Malang" menggunakan berbagai macam kata-kata, baik kata-kata yang umum digunakan maupun kata-kata yang bersifat khusus.
Kata-Kata Umum
Kata-kata yang umum digunakan antara lain:
Kata benda: kucing, induk, anak, rumah, botol, susu, kardus, kain, bulu, rumah, dan lain-lain.
Kata kerja: menemukan, merawat, memberi, mengusap, meminum, membuat, tertidur, bertanya-tanya, mengerutkan dahi, terkejut, menemukan, memuntahkan, meminta tolong, dan lain-lain.
Kata sifat: lucu, imut, kesepian, menggemaskan, lapar, lemas, bergetar, terkejut, dan lain-lain.
Kata-Kata Khusus
Kata-kata yang bersifat khusus antara lain:
Kata benda: gembul, indukan, dan lain-lain.
Kata kerja: menitipkan, tergeletak, dan lain-lain.
Kata sifat: tenang, maafkan, dan lain-lain.
Analisis Frasa
Cerpen "Kucing Malang" juga menggunakan berbagai macam frasa, baik frasa biasa maupun frasa idiomatik.
Frasa Biasa
Frasa biasa antara lain:
Frasa nominal: anak kucing, rumah kecil, kardus bekas, kain bekas, dan lain-lain.
Frasa verbal: memberi makan, membuat rumah, dan lain-lain.
Frasa adjektival: sangat lapar, lemas tak seimbang, dan lain-lain.
Frasa Idiomatik
Frasa idiomatik antara lain:
Frasa nominal: tinggal bersama, tak tega membiarkan, dan lain-lain.
Frasa verbal: menitipkan pada, dan lain-lain.
Analisis Kalimat
Cerpen "Kucing Malang" menggunakan berbagai macam jenis kalimat, baik kalimat sederhana maupun kalimat kompleks.
Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana antara lain:
Kalimat deklaratif: Kucing itu sangat lahap meminumnya.
Kalimat interogatif: Ke mana induknya pergi?
Kalimat imperatif: Tolonglah aku!
Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks antara lain:
Kalimat majemuk bertingkat: Aku tahu itu, lalu aku berikan sebuah botol susu yang sedari tadi ku pegang kepada anak kucing itu.
Kalimat majemuk setara: Aku mengerutkan dahiku dalam, sebuah perbedaan terjadi pada kucing itu.
Kalimat majemuk campuran: Aku tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja saat aku pulang sekolah ia langsung lemas dan memuntahkan seperti itu.
Alur Cerita
Cerpen "Kucing Malang" menggunakan alur maju. Alur cerita dimulai dengan Rima yang menemukan anak kucing. Kemudian, Rima merawat anak kucing tersebut dengan penuh kasih sayang. Namun, anak kucing tersebut ternyata terserang cacing dan akhirnya mati.
Pesan Moral
Cerpen "Kucing Malang" menyampaikan pesan moral bahwa merawat hewan bukanlah hal yang mudah. Hewan juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari manusia. Selain itu, cerpen ini juga menyampaikan pesan moral bahwa kita harus bertanggung jawab atas hewan yang kita pelihara.
Penutup
Cerpen "Kucing Malang" merupakan karya sastra yang menarik dan menyentuh hati. Cerpen ini menggunakan bahasa yang sederhana namun efektif untuk menyampaikan pesan moralnya. Analisis kebahasaan cerpen ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Kata Kunci
Cerpen "Kucing Malang", Analisis kebahasaan, Kata-kata, Frasa, Kalimat, Alur cerita, Pesan moral