Artikel ini bertujuan untuk melakukan analisis naskah drama berjudul Liontin. Analisis teks drama liontin dilakukan mulai dari analisis unsur intrinsik teks drama liontin. Misalnya tema drama liontin, latar atau setting drama liontin, alur drama liontin, tokoh drama liontin, watak atau penokohan tokoh drama liontin, sudut pandang pengarang drama liontin, gaya bahasa drama liontin dan amanat drama liontin.
Setelah analisis unsur intrinsik teks drama liontin, artikel ini juga akan membahas analisis unsur ekstrinsik teks drama liontin. Misalnya nilai-nilai dalam naskah drama liontin yaitu nilai moral drama liontin, nilai pendidikan drama liontin, nilai budaya drama liontin, nilai religi drama liontin, nilai estetika drama liontin, nilai sosial drama liontin hingga nilai keindahan drama liontin.
Analisis lainnya dalam teks drama liontin yaitu analisis struktur teks drama liontin. Struktur teks darama liontin yang dianalisis berupa prolog drama liontin, dioalog drama liontin dan epilog drama liontin.
Teks Drama sendiri merupakan suatu teks cerita yang dipentaskan di atas panggung (disebut teater) atau tidak dipentaskan di atas panggung (drama radio, telivisi, film). Teks drama liontin merupakan salah satu contoh teks drama yang bisa digunakan oleh siswa sekolah untuk menampilkan pementasan drama singkat di depan kelas atau di panggun sekolah.
1. Struktur Teks Drama Liontin
Struktur teks drama liontin terdiri dari prolog, dialog dan epilog. Prolog adalah pembukaan dalam pertunjukan sandiwara, atau bagian naskah yang ditulis oleh pengarang di awal cerita. Dialog menjadi hal yang cukup penting dalam teks drama. Dialog adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Sedangkan Epilog adalah bagian penutup pada karya sastra atau sebuah cerita. Epilog pada umumnya berisi mengenai amanat atau kesimpulan yang bisa diambil pelajarannya baik pada cerita atau drama. Berikut struktur teks drama liontin.
1.1. Prolog Drama Liontin
Prolog drama liontin menjelaskan latar lokasi berlangsungnya adegan dalam drama berjudul liontin. Selain menjelaskan lokasi, prolog juga menjelaskan latar waktu dan latar suasana drama liontin tersebut. Berikut prolog drama liontin:
Setting di pinggir jalan disebuah kota yang cukup ramai penduduk. Dengan aktivitas lalu lintas yang cukup padat. Di sore hari. Ramainya suasana di tempat itu muncul seorang remaja yang membawa karung dengan pakaian lusuh dan dekil. Ia berlari sambil berteriak-teriak menuju tengah panggung. Ia merasa kebingungan dan tidak percaya.
Dito muncul dari kejauhan. Ia mengejar Emaknya dan mengambil liontin yang terletak di meja penjual.
1.2. Dialog Drama Liontin
Dialog drama liontin terbagi menjadi orientasi, komplikasi dan resolusi. Berikut struktur orientasi, komplikasi dan resolusi dari drama liontin.
1.2.1. Orientasi Drama Liontin
Orientasi drama liontin ditunjukkan dengan adegan Dito dan Emak yang sedang berebut liontin.
Dito : Emak.... kembalikan ini milikku.
Emak : Apa-apaan kamu ini?
1.2.2. Komplikasi Drama Liontin
Komplikasi konflik drama liontin ditampilkan dengan memperkeruh perdebatan antara Dito dan Emak terkait rencana menjual dan kepemilikan liontin yang mereka temukan. Ibu Dito ingin menjual liontin yang ditemukan dan menggunakan uang hasil penjualan liontin untuk kebutuhan sehari-hari. Disisi lain, Dito tidak ingin ibunya mendapat dosa karena menggunakan uang haram dari menjual barang yang bukan miliknya.
Dito :Tidak bisa mak, emak tidak bisa menjualnya. Ini barang hasil temuan, tidak jelas pemiliknya siapa.
Emak : Sekarang benda itu milik emak, tahu!
Dito : Bukan mak, ini kepunyaan pemiliknya.
Emak : Iya, emak sekarang yang jadi pemiliknya.
Dito : Tidak bisa mak, titik!
Penjual : Haduh, gimana ini? Jadi atau tidak menjualnya.
Emak : Jadi.
Dito : Tidak.
Emak : Apa-apaan kamu ini? Sok tahu. Dengan uang hasil penjualan benda ini kita bisa menutupi kebutuhan kita selama sebulan.
Dito : Tidak emak, kata Pak Ustad menjual barang yang bukan milik kita itu haram mak.
Emak : Ah! Jangan ceramahi emak. Kamu itu masih seumur jagung nak!
Dito : Katanya itu dosa besar emak. Aku tidak ingin emak masuk neraka Mak!
Emak : Dito, kamu ini bicara soal dosa. Kamu sekolah saja tidak, tahu apa kamu tentang dosa. Orang yang makan bangku sekolah hingga menjadi pejabat saja tak paham akan dosa.
Dito : Tapi mak!
Emak : Sudah, tidak usah kamu pikirkan. Tidak ada yang merasa dirugikan kali ini. Pemiliknya saja mungkin sudah mengikhlaskan benda ini. Toh dia pikir, ia tidak sengaja menjatuhkannya. Sudahlah Dito turut saja kata emak.
Penjual : Iya nak benar sekali kata emakmu. Toh koruptor saja yang merugikan bangsa dan seluruh rakyat masih bebas berkeliaran. Mereka masi bisa bersenang-senang. Petantang-petenteng dengan uang yang bukan miliknya.
Dito : Dito tidak bisa mak. Dito tidak mau dibesarkan dengan uang haram.
Emak : Kayak orang suci saja kamu ini Dito. Makanya jangan suka bergaul denga orang-orang aneh itu.
Dito : Bukan begitu mak, mereka mengajarkan Dito hal yang benar.
Emak : Sudah, jangan sok mengajari Emak. Tahu apa kamu soal ini. Kamu mau bilang Emak serakah, Terserah!
Dito : Bukan begitu! (diam) Tapi Mak!
Emak : Walah, tidak usah tapi-tapian. Kembalikan saja liontin itu pada mak.
Penjual : Haduh, mengapa kalian ribut. Jadi atau tidak menjualnya.
Emak : Jadi.
Dito : Saya tetap tidak akan menjualnya.
Penjual : Sudahlah, dari pada kalian ribut. Sebaiknya kalian pulang dulu. Besok datang lagi saja. Jika memang ingin menjual liontin ini.
Emak : Kami akan menjualnya kok!
Penjual : Kalo mau dijual yah silakan.
Dito : Aku tidak mau, akan ku kembalikan dan ku serahkan pada pemilikinya.
Emak : Memangnya kamu tahu pemiliknya?
1.2.3. Resolusi Drama Liontin
Resolusi drama liontin berisi dialog Dito yang berhasil membawa pergi liontin dan membuat ibunya gagal menjual liontin tersebut.
Dito : Tidak, tapi yang jelas saya tidak akan menjualnya (pergi).
1.3. Epilog Drama Liontin
Teks drama liontin tidak memiliki epilog karena penulis naskah drama liontin menyisipkan pesan moral secara tersirat di dalam percakapan dialog antara tokoh Dito dan Emak dalam drama tersebut.
2. Unsur Intrinsik Drama Liontin
Unsur intrinsik teks drama liontin terdiri dari tema, latar, alur, tokoh, ponokohan atau watak tokoh, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut analisis unsur intrinsik drama liontin.
2.1. Tema Drama Liontin
Tema teks drama liontin adalah keteguhan hati seorang anak untuk bersikap jujur dan mempertahankan kebenaran. Hal ini dapat kita lihat pada teguhnya pendirian tokoh Dito untuk melarang Ibunya untuk menjual barang yang bukan miliknya.
Bukti:
Dito: Tidak emak, kata Pak Ustad menjual barang yang bukan milik kita itu haram mak.
2.2. Alur Drama Liontin
Alur drama liontin adalah alur maju. Alur maju teks drama liontin memiliki tahapan alur mulai dari Orientasi -> Komplikasi -> Resolusi. Alur maju dalam drama liontin ditampilkan dengan tahapan pengenalan awal terkait tokoh dan latar drama liontin. Kemudian dilanjutkan dengan memunculkan konflik antara tokoh dalam drama liontin tersebut. Kemudian diakhiri dengan keberhasilan tokoh Dito mempertahankan pendiriannya untuk tidak menjual liontin.
Bukti:
Setting di pinggir jalan disebuah kota yang cukup ramai penduduk. Dengan aktivitas lalu lintas yang cukup padat. Di sore hari. Ramainya suasana di tempat itu muncul seorang remaja yang membawa karung dengan pakaian lusuh dan dekil. Ia berlari sambil berteriak-teriak menuju tengah panggung. Ia merasa kebingungan dan tidak percaya.
Dito muncul dari kejauhan. Ia mengejar Emaknya dan mengambil liontin yang terletak di meja penjual.
...
Dito :Tidak bisa mak, emak tidak bisa menjualnya. Ini barang hasil temuan, tidak jelas pemiliknya siapa.
Emak : Sekarang benda itu milik emak, tahu!
...
Dito : Tidak emak, kata Pak Ustad menjual barang yang bukan milik kita itu haram mak.
Emak : Ah! Jangan ceramahi emak. Kamu itu masih seumur jagung nak!
...
Dito : Tidak, tapi yang jelas saya tidak akan menjualnya (pergi).
2.3. Latar Drama Liontin
Latar teks drama liontin dibagi menjadi latar tempat, latar suasana dan latar waktu. Berikut analisis latar teks drama liontin.
2.3.1. Latar Tempat Drama Liontin
Drama liontin memiliki latar tempat di pinggir jalan, di sebuah kota, dan di meja penjual.
Bukti:
Setting di pinggir jalan disebuah kota yang cukup ramai penduduk. Dengan aktivitas lalu lintas yang cukup padat. Di sore hari. Ramainya suasana di tempat itu muncul seorang remaja yang membawa karung dengan pakaian lusuh dan dekil. Ia berlari sambil berteriak-teriak menuju tengah panggung. Ia merasa kebingungan dan tidak percaya.
Dito muncul dari kejauhan. Ia mengejar Emaknya dan mengambil liontin yang terletak di meja penjual.
2.3.2. Latar Waktu Drama Liontin
Latar waktu drama liontin adalah pada saat sore hari.
Bukti:
Setting di pinggir jalan disebuah kota yang cukup ramai penduduk. Dengan aktivitas lalu lintas yang cukup padat. Di sore hari. Ramainya suasana di tempat itu muncul seorang remaja yang membawa karung dengan pakaian lusuh dan dekil. Ia berlari sambil berteriak-teriak menuju tengah panggung. Ia merasa kebingungan dan tidak percaya.
2.3.3. Latar Suasana Drama Liontin
Latar suasana drama liontin diantaranya yaitu ramai, padat, lusuh, dekil, bingung dan tidak percaya.
Bukti:
Setting di pinggir jalan disebuah kota yang cukup ramai penduduk. Dengan aktivitas lalu lintas yang cukup padat. Di sore hari. Ramainya suasana di tempat itu muncul seorang remaja yang membawa karung dengan pakaian lusuh dan dekil. Ia berlari sambil berteriak-teriak menuju tengah panggung. Ia merasa kebingungan dan tidak percaya.
2.4. Tokoh Drama Liontin
Tokoh teks drama liontin terdiri dari Tokoh Dito, Tokoh Emak dan Tokoh Penjual Liontin. Tokoh Dito merupakan tokoh protagonis, tokoh Emak merupakan tokoh antagonis sedangkan tokoh penjual liontin adalah tokoh tritagonis.
2.5. Penokohan Tokoh Drama Liontin
Penokohan merupakan penggambaran sifat tokoh-tokoh yang berperan dalam naskah drama liontin. Berikut penokohan watak tokoh drama liontin.
2.5.1. Watak Tokoh Dito dalam Drama Liontin
Sebagai tokoh protagonis, tokoh dito memiliki watak yang baik hati, jujur dan religius dan teguh pada pendiriannya. Berikut bukti watak tokoh Dito.
Baik hati
Dito : Aku tidak mau, akan ku kembalikan dan ku serahkan pada pemilikinya.
Jujur
Dito : Bukan mak, ini kepunyaan pemiliknya.
Religius
Dito : Tidak emak, kata Pak Ustad menjual barang yang bukan milik kita itu haram mak.
Teguh Pendirian
Dito : Tidak, tapi yang jelas saya tidak akan menjualnya (pergi).
2.5.2. Watak Tokoh Emak dalam Drama Liontin
Sebagai tokoh antagonis, watak tokoh emak dalam teks drama liontin adalah serakah, tidak mau mendengar nasihat dan realistis. Berikut bukti watak tokoh emak dalam naskah drama liontin:
Serakah
Emak : Sudah, jangan sok mengajari Emak. Tahu apa kamu soal ini. Kamu mau bilang Emak serakah, Terserah!
Tidak Mau Mendengar Nasihat
Emak : Dito, kamu ini bicara soal dosa. Kamu sekolah saja tidak, tahu apa kamu tentang dosa. Orang yang makan bangku sekolah hingga menjadi pejabat saja tak paham akan dosa.
Realistis
Emak : Apa-apaan kamu ini? Sok tahu. Dengan uang hasil penjualan benda ini kita bisa menutupi kebutuhan kita selama sebulan.
2.5.3 Watak Tokoh Penjual dalam Drama Liontin
Sebagai tokoh tritagonis, tokoh penjual dalam drama liontin memiliki watak bijaksana. Berikut bukti penokohan watak tokoh penjual liontin.
Bijaksana
Penjual : Sudahlah, dari pada kalian ribut. Sebaiknya kalian pulang dulu. Besok datang lagi saja. Jika memang ingin menjual liontin ini.
2.6. Sudut Pandang Drama Liontin
Sudut pandang pengarang dalam drama liontin terbagi menjadi sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang orang pertama.
Sudut pandang orang ketiga digunakan saat menuliskan prolog teks drama liontin yang dicirikan dengan penggunaan kata ganti orang ketiga seperti "ia", "itu", "kalian" dan lain-lain.
Sedangkan sudut pandang orang pertama terdapat dalam bagian dialog teks drama liontin yang dicirikan dengan penggunaan kata ganti orang pertama seperti "saya", "aku", "kamu" dan lain-lain.
2.7. Gaya Bahasa Drama liontin
Gaya Bahasa yang digunakan dalam drama liontin adalah Majas Perbandingan berupa Majas Parabel. Majas perbandingan parabel adalah ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
Bukti:
Dito : Tidak emak, kata Pak Ustad menjual barang yang bukan milik kita itu haram mak.
Emak : Ah! Jangan ceramahi emak. Kamu itu masih seumur jagung nak!
Dito : Katanya itu dosa besar emak. Aku tidak ingin emak masuk neraka Mak!
Emak : Dito, kamu ini bicara soal dosa. Kamu sekolah saja tidak, tahu apa kamu tentang dosa. Orang yang makan bangku sekolah hingga menjadi pejabat saja tak paham akan dosa.
Dito : Tapi mak!
Emak : Sudah, tidak usah kamu pikirkan. Tidak ada yang merasa dirugikan kali ini. Pemiliknya saja mungkin sudah mengikhlaskan benda ini. Toh dia pikir, ia tidak sengaja menjatuhkannya. Sudahlah Dito turut saja kata emak.
Penjual : Iya nak benar sekali kata emakmu. Toh koruptor saja yang merugikan bangsa dan seluruh rakyat masih bebas berkeliaran. Mereka masi bisa bersenang-senang. Petantang-petenteng dengan uang yang bukan miliknya.
Dito : Dito tidak bisa mak. Dito tidak mau dibesarkan dengan uang haram.
Emak : Kayak orang suci saja kamu ini Dito. Makanya jangan suka bergaul denga orang-orang aneh itu.
Dito : Bukan begitu mak, mereka mengajarkan Dito hal yang benar.
2.8. Amanat Drama Liontin
Amanat teks drama liontin ditampilkan secara tertulis oleh pengarang drama liontin melalui naskah dialog antar tokoh. Berikut beberapa pesan moral atau amanat teks drama liontin.
- Berpegang teguh pada pendirian selama hal itu benar.
- Bersikap jujur sejak usia dini.
- Mengingatkan dan memberikan nasehat kepada seseorang ketika ia melakukan kesalahan.
- Carilah rezeki yang halal untuk dirimu dan keluargamu.
- Jangan serakah.
- Jangan menjual barang yang bukan milikmu.
- Kejujuran dan keadilan adalah hal yang harus diperjugangkan
3. Unsur Ekstrinsik Drama Liontin
Unsur ekstrinsik teks drama liontin terdiri dari nilai moral, nilai sosial, nilai pendidikan, nilai budaya, nilai religi dan nilai estetika. Berikut analisis unsur ektrinsik teks drama liontin.
3.1. Nilai Moral Drama Liontin
Nilai moral teks drama liontin hampir mirip dengan amanat, hanya saja lebih difokuskan pada pelajaran tentang moralitas. Berikut nilai moral teks drama liontin.
- Berpegang teguh pada pendirian selama hal itu benar.
- Bersikap jujur sejak usia dini.
3.2. Nilai Sosial Drama Liontin
Nilai sosial teks drama liontin dipengaruhi oleh unsur sosial kemasyarakatan yang dialami dan dipahami oleh pengarang mislanya:
- Keadilan dan kesejahteraan adalah hal yang harus di terapkan secara merata tanpa pandang bulu.
- Bermusyawarah untuk menyelesaikan permasalahan.
3.3. Nilai Pendidikan Drama Liontin
Nilai pendidikan teks drama liontin merupakan pesan moral yang bersifat mendidik misalnya:
- Belajarlah ilmu secara baik dimanapun kamu berada.
- Peringatkanlah seseorang ketika dia melakukan kesalahan.
3.4. Nilai Budaya Drama Liontin
Nilai budaya teks drama liontin berkaitan dengan kebiasaan atau budaya yang berlaku di masyarakat misalnya:
- Terkadang orang yang mencoba bersikap jujur dipatahkan mentalnya dengan ucapan "sok suci".
- Pengajar-pengajar keagamaan sering di anggap orang aneh oleh beberapa orang.
- Sangat jarang orang yang bersikap jujur dan amanah untuk saat ini.
3.5. Nilai Religi Drama Liontin
Nilai religi teks drama liontin dipengaruhi oleh unsur-unsur nilai keagamaan yang dianut oleh pengarang misalnya:
- Uang yang diperoleh dari penjualan barang haram adalah uang haram.
- Jangan memberikan nafkah kepada keluarga menggunakan uang haram.
- Menjual benda milik orang lain tanpa izinnya adalah perbuatan dosa.
3.6. Nilai Estetika Drama Liontin
Nilai estetika teks drama liontin menampilkan suasana pinggir jalan yang padat suatu kota dimana pada keramaian tersebut terdapat seorang ramaja membawa karung dan berpakaian lusuh serta dekil.
Itulah analisis teks drama liontin mulai dari analisis struktur teks drama liontin, analisis unsur intrinsik teks drama liontin hingga analaisis nilai-nilai dalam teks drama liontin atau yang biasa dikenal dengan istilah unsur ekstrinsik teks drama liontin. Semoga Bermanfaat bagi kalian semua.