Penulis cerita novel atau cerpen pada umumnya sering kali mengabaikan aturan
norma dalam penulisannya, namun mereka menyadari bahwa mereka melakukannya!
Berikut beberapa pedoman penulisan sebuah cerita pendek atau novel yang baik
untuk diketahui.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penulisan Cerpen atau Novel
Cara menulis cerpen dan novel yang baik adalah dengan memperhatikan keberadaan
unsur-unsur penyusun cerita didalam tulisan yang akan dibuat. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah cerita pendek ataupun novel
adalah tema cerita, plot atau alur cerita, sudut pandang penulis dalam cerita,
karakter atau tokoh, pengaturan latar cerita, serta gaya dan nada bahasa dalam
cerita.
1. Tema Cerita
Tema adalah sesuatu yang penting yang coba dinasihatkan oleh cerita kepada
kita. Pesan nasihat tersebut bisa saja menjadi sesuatu yang dapat membantu
kita dalam kehidupan kita sendiri. Beberapa dari setiap cerita yang dibuat
penulis memiliki tema, tetapi banyak juga cerita yang dibuat dan tidak
memiliki tema. Akan lebih ideal jika sebuah cerita yang di buat memiliki tema
di dalamnya. Hal itu dapan memudahkan pembaca dalam memahami isi cerita yang
akan dibuat.
Cobalah untuk tidak bertele-tele saat menuliskan cerita. Biarkan tema
berkembang menjadi lebih besar dari cerita, sehingga pembaca merasa mereka
telah mempelajari dan memahaminya sendiri. Anda tidak perlu menyatakan secara
terang-terangan tema apa yang dimuat dalam cerita.
2. Plot atau Alur cerita
Plot secara umum berisi tentang konflik atau pertempuran yang dialami oleh
karakter utama. Pertengkaran atau konflik yang terjadi bisa dilakukan antara
karakter utama dengan karakter lain, atau dengan keadaan apa adanya, atau
dengan sesuatu di dalam karakter tersebut misalnya kebutuhan atau perasaan
karakter.
Karakter utama harus menang atau kalah dalam setiap bagian cerita, setidaknya
dengan kemampuannya sendiri, dan tidak hanya diselamatkan oleh orang atau
benda lain. Seringkali, karakter belajar atau berkembang saat mereka berusaha
untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Sesuatu yang disadari atau
dipelajari oleh karakter adalah tema.
Konflik atau pertengkaran harus semakin menegangkan atau menarik. Konflik
harus sampai pada titik tinggi atau "puncak" yang mendekati batas terjauh dari
cerita, konflik kemudian mulai perlahan mereda saat mendekati akhir dari
cerita.
Langkah penting dalam pembuatan sebuah plot alur cerita adalah: Konflik
dimulai, semuanya berjalan dengan benar, semuanya berubah menjadi buruk,
kemenangan terakhir (atau kekalahan), dan penyelesaian. Perubahan alur antara
keadaan menjadi buruk dan keadaan menjadi baik dapat dilakukan berulang-ulang
sehingga menciptakan alur yang beragam.
Sebuah novel dapat memiliki beberapa bentrokan konflik, namun sebuah cerita
pendek seharusnya hanya memiliki satu konflik di dalamnya.
Penulisan struktur alur cerita biasanya dilakukan pada menjelang awal
cerita, langsung terjun ke aktivitas. Kemudaian di akhir cerita, penulis
mengakhiri cerita dengan cepat.
3. Sudut Pandang Penulis Dalam Cerita
Pilihlah antara mengarang cerita dalam sudut pandang sebagai "individu
pertama" atau "individu ketiga". Kata ganti orang ketiga adalah "dia"
(she/he), dan "itu" (It). Menulis cerita dengan metode sudut pandang sebagai
individu ketiga berarti anda menceritakan sebuah cerita seolah-olah itu
tentang orang lain. Kata ganti orang pertama adalah "Saya", "Aku". Menulis
dengan metode sudut pandang sebagai individual atau orang pertama berarti
anda menceritakan sebuah cerita seolah-olah cerita itu terjadi pada Anda.
Terlepas dari apakah Anda menulis sebagai individu ketiga, cobalah untuk
menceritakan kisah tersebut hanya dari sudut pandang satu karakter. Tentunya
tidak diragukan lagi itu adalah karakter utama. Cobalah untuk tidak memberi
tahu apa pun yang tidak diketahui oleh karakter tersebut. Ini
diklasifikasikan sebagai "perspektif". Jika Anda harus menceritakan sesuatu
yang berbeda, buat segmen terpisah secara keseluruhan dengan perspektif
karakter lain.
Pilihlah antara menulis cerita dalam "kondisi saat ini" atau "bentuk
lampau". Penulisan dalam metode kalimat lampau (past-tense) seolah-olah
cerita terjadi sebelumnya. Begitulah cara kebanyakan cerita disusun. Menulis
dalam keadaan saat ini (pesent-tense) berarti dalam mengarang cerita,
seolah-olah cerita tersebut terjadi pada masa sekarang. Tetaplah berpegang
pada satu bentuk penulisan cerita baik itu keadaan saat ini atau lampau!
4. Karakter
Sebelum Anda mulai menulis, kenali karakter Anda dengan baik. Karakter utama
Anda harus menjadi seseorang yang pembaca dapat merasakan sesuatu dengan
cara yang sama, atau setidaknya menarik perhatian.
Anda tidak perlu memerankan karakter sepenuhnya. Cukuplah untuk
mengungkapkan beberapa hal tentang bagaimana seorang karakter terlihat atau
bergerak atau berbicara.
Seorang tokoh utama harus memiliki setidaknya satu ketidaksempurnaan atau
kekurangan. Karakter yang luar biasa atau karakter yang tidak memiliki
kekurangan tidaklah terlalu menarik. Karakter yang tidak memiliki kelemahan
juga lebih sulit untuk merasakan atau mempedulikan sesuatu. Disamping itu,
kerakter yang dibuat seprti itu tidak memliki apa-apa untuk dipelajari.
Demikian pula, seharusnya ada satu hal yang baik tentang "karakter pembuat
masalah" (bad guy).
5. Pengaturan Latar Cerita
Atur cerita Anda di tempat dan waktu yang menarik atau dapat dikenali. anda dapat memberikan beberapa deskripsi lokasi kejadian atau peristiwa cerita baik berupa nama tempat, nama daerah, nama benda, nama bangunan dan lain sebagainya yang dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca cerita. Jangan lupauntuk menambahkan keterangan waktu dan suasana yang dialami oleh tokoh cerita jika memungkinkan bagi anda.
6. Gaya dan Nada Bahasa Dalam Cerita
Gunakan bahasa yang dirasa ideal untuk cerita Anda. Sebisa mungkin, gunakan
aktivitas/aksi dan ucapan untuk memberi tahu pembaca apa yang sedang
terjadi. Tunjukkan, jangan katakan.
Berikan ucapan dalam pernyataan langsung seperti "Pergilah!" daripada
pernyataan tidak langsung seperti "Dia menyuruhnya untuk pergi."
Anda tidak perlu menulis berlebihan untuk menulis dengan baik. Tidak pernah
ada salahnya menggunakan kata-kata dan kalimat dasar yang lugas. Dengan
begitu, komposisi cerita Anda sama sekali tidak sulit untuk dibaca dan
dipahami.
Gunakan terus-menerus kata-kata yang paling ideal. Kata-kata ideal yaitu
kata yang paling mendekati makna atau maksu Anda, terdengar paling baik, dan
membuat gambaran paling jelas. Jika Anda tidak bisa berpikir tentang kata
yang benar, gunakan kamus untuk membantu Anda.
Periksa dengan cermat setiap kata, ekspresi, kalimat, dan bagian. Apakah
hanya itu yang bisa Anda uraikan dalam cerita? Apakah penataan tempat dalam
cerita yang paling ideal? Apakah Anda membutuhkan semua isi ceritanya? Jika
tidak, hilangkan bagian yang belum ideal menurut Anda!