Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Abu Nawas Dan Lalat

Artikel ini akan membahas analisis hikayat abu nawas dan lalat pada aspek Unsur Ekstirnsik Hikayat Abu Nawas dan Lalat. Unsur intrinsik hikayat abu nawas dan lalat perlu dijabarkan beberpa hal seperti tokoh, penokohan, tema, latar cerita, alur cerita, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat dari hikayat abu nawas dan lalat. Sedangkan unsur ekstrisnik dijabarkan dalam bentuk nilai-nilai eksternal yang dapat berpengaruh dalam cerita abu nawas dan lalat namun tetap memiliki relevansi dengan kehidupan nyata. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat berupa nilai moral, sosial, agama dan lain sebagainya.

Sebelum jauh masuk ke dalam cerita abu nawas dan lalat, perlu diketahui bahwa hikayat abu nawas dan lalat ini memiliki judul lainnya dalam artikel yang tersedia pada mesin pencarian google. Judul lainnya dari hikayat abu nawas dan lalat adalah Cerita Abu Nawas Membalas Perbuatan Raja dan juga Hikayat Abu Nawas : Minta Tolong Pada Lalat. Setelah memahami hal tersebut, saatnya masuk kedalam bahasan utama kita yaitu hikayat abu nawas dan lalat.

Hikayat Abu Nawas dan Lalat

Hikayat Abu Nawas dan Lalat

Abu Nawas sangat sedih melihat rumahnya hancur karena diobrak-abrik prajurit kerajaan. Tapi, dengan akal liciknya, Abu Nawas berhasil membalas menghancurkan kerajaan dengan sebuah tongkat yang terbuat dari besi. Dengan berdalih untuk membunuh lalat-lalat yang telah makan nasinya, Abu Nawas memporak-porandakan seluruh isi kerajaan.

Pada suatu hari Abu Nawas terlihat murung. Ia hanya tertunduk lesu mendengarkan penuturan istrinya yang mengatakan kalau beberapa pekerja kerajaan atas titah Raja Harun membongkar rumahnya. Raja berdalih bahwa itu dilakukan karena bermimpi kalau di bawah rumahnya terpendam emas dan permata yang tak ternilai harganya.

Namun, setelah mereka terus menerus menggali, ternyata emas dan permata tidak juga ditemukan. Parahnya, sang raja juga tidak mau meminta maaf dan mengganti rugi sedikitpun kepada Abu Nawas. Karena itulah Abu Nawas sakit hati dan memendam rasa dendam kepada perusak rumahnya.

Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat untuk membalas perbuatan baginda. Makanan yang dihidangkan istrinya pun tidak dimakan karena nafsu makannya telah lenyap. Keesokan harinya Abu Nawas melihat banyak lalat-lalat mulai menyerbu makanannya yang sudah mulai basi.

Begitu melihat lalat-lalat itu berterbangan, Abu Nawastiba-tiba saja tertawa riang seolah mendapatkan ide. "Tolong ambilkan kain penutup untuk makananku dan sebatang besi," kata Abu Nawas kepada istrinya.

Dengan wajah berseri-seri, Abu Nawas berangkat menuju istana. Setiba di istana, Abu Nawas membungkuk memberi hormat kepada Raja Harun. Raja Harun terkejut atas kedatangan Abu Nawas. Di hadapan para menterinya, Raja Harun mempersilahkan Abu Nawas untuk menghadap. "Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan perlakuan tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa izin dan berani memakan makanan hamba," lapor Abu Nawas.

"Siapakah tamu-tamu tidak diundang itu wahai Abu Nawas?" ujar Baginda dengan bijaksana. "Lalat-lalat ini Tuanku," kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya. "Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Paduka junjungan hamba, hamba mengadukan perlakuan yang tidak adil ini," ujar Abu Nawas sekali lagi. "Lalu, keadilan yang bagaimana yang engkau inginkan dariku?" respon Raja Harun. Hamba hanya menginginkan izin tertulis dari Baginda sendiri agar hamba bisa dengan leluasa menghukum lalat-lalat yang nakal itu," kata Abu Nawas memulai muslihatnya.

Akhirnya Raja Harun dengan terpaksa membuat surat izin yang isinya memperkenankan Abu Nawas memukul lalat-lalat itu dimanapun mereka hinggap. Setelah mendapat izin tertulis itu Abu Nawas mulai mengusir lalat-lalat di piringnya hingga mereka terbang dan hinggap di sana sini. Dengan menggunakan tongkat besi yang dibawa dari rumah, Abu Nawas mengejar dan memukuli lalat-lalat itu.

Ketika hinggap di kaca, Abu Nawas dengan tenang dan leluasa memukul kaca itu hingga pecah. Kemudian vas bunga nan indah juga ikut terkena pukul dan pecah. Akhirnya hanya dalam beberapa menit saja seluruh perabot istana hancur berkeping-keping. Raja Harun tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyadari kekeliruannya yang telah dilakukan terhadap Abu Nawas dan keluarganya.

Dan setelah merasa puas, Abu Nawas mohon diri, Barang-barang kesayangan Raja Harun banyak yang hancur. Bukan cuma itu saja, raja juga menanggung rasa malu. Kini dia sadar betapa kelirunya telah berbuat semena-mena kepada Abu Nawas.

Unsur Ekstrinsik Hikayat Abu Nawas dan Lalat

Unsur ekstrinsik atau nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Abu Nawas dan Lalat dapat dituliskan sebagai berikut:

Nilai budaya

Ketika masyarakat memiliki masalah di zaman dahulu, mereka bisa langsung mengadukannya kepada Raja sebagaimana yang dilakukan Abu Nawas di kisah di atas.

Nilai Sosial

Sebagai pemimpin, Raja selalu siap mendengarkan keluhan rakyatnya, sekecil apapun itu. Begitulah kesan yang ditampilkan dalam kisah di atas.

Nilai Moral

Seorang raja tidak boleh semena-mena kepada rakyatnya. Begitupun orang-orang yang memiliki jabatan, tidak boleh meremehkan dan menganggap rendah masyarakat kalangan bawah.

Hargailah dan hormati orang lain agar kamu juga dihormati dan dihargai. Kehormatan itu tidak dicari melainkan dibentuk. Dan untuk membentuknya, mulailah dari diri sendiri.

Nilai Pendidikan

Jika kamu memperoleh masalah, pikirkanlah masak-masak sebelum bertindak agar hasilnya benar-benar maksimal dan tidak menimbulkan masalah yang lebih besar. Belajarlah dari kecerdikan Abu Nawas membalas perbuatan Raja di kisah di atas.

Nilai Agama

Ketika Abu Nawas berkunjung ke Istana, ia menyampaikan salam dan penghormatan kepada Raja. Jadi, ketika kita berkunjung ke rumah orang lain, hendaknya kita mengucap salam terlebih dahulu. Jika ia lebih tua, baiknya diikuti dengan jabat tangan, sebagai penghormatan. Begitulah syariat Islam mengajarkan manusia.

Post a Comment

Luangkan sedikit waktu Anda untuk berkomentar. Komentar Anda sangat bermanfaat demi kemajuan blog ini. Berkomentarlah secara sopan dan tidak melakukan spam.