Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra berbentuk prosa dengan kisahan yang pendek dengan kesan tunggal dan terpusat pada satu tokoh dalam suatu situasi. Cerpen terbangun dari dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik cerpen meliputi, tema, amanat, latar (setting). Sudut pandang (point of view), tokoh dan penokohan, diksi / pilihan kata / gaya bahasa, dsb. Sedangkan unsur ekstrinsik cerpen meliputi nilai sosial, politik, biografi pengarang dsb.
Banyak hal yang terkandung dalam cerpen, di dalam cerpen terdapat watak tokoh cerpen, amanat, serta sejumlah permasalahan yang dihadapi tokoh cerpen merupakan potret kehidupan nyata disajikan oleh pengarang melalui cerita. Itu berarti, dengan mengapresiasi cerpen, kita akan mendapat banyak pengalaman hidup, termasuk nilai positif watak di dalamnya.
Sinopsis Kupu-Kupu Monarch
Karya: Tere Liye
Tokoh aku dalam cerita ini adalah seorang lelaki yang hidup sendiri. Sudah lama ia tidak kembali ke kota yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya bersama isteri dan anaknya. Dan kini, setelah dua puluh tahun lamanya, ia memutuskan untuk kembali ke kota tersebut. Di kota itu terdapat legenda yang berkisah tentang kehidupan Fram, si petani miskin dan isterinya.
Pada awalnya, mereka sangatlah mencintai satu sama lain, dan kehidupan mereka penuh dengan kebahagiaan. Namun, setelah pernikahan mereka berusia lima tahun, kemudian musim dingin datang tak berperikan. Kota mereka dikungkung badai salju berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Seluruh kota mengalami kesulitan besar, berebut makanan, belum lagi munculnya penyakit aneh yang menyebar cepat.
Kematian silih berganti menghampiri. Dan sungguh malang Fram terkena penyakit memilukan itu. Tubuhnya membeku di atas ranjang. Tinggallah istrinya yang kalut. Ia tahu sebelum menikahi Fram ia pasti akan merasakan seperti ini. Tapi demi mewujudkan janji cinta yang telah diucapkan, dia merawat suaminya tanpa lelah dan penuh sabar. Istri Fram janji akan bertahan hidup.
Kematian silih berganti menghampiri. Dan sungguh malang Fram terkena penyakit memilukan itu. Tubuhnya membeku di atas ranjang. Tinggallah istrinya yang kalut. Ia tahu sebelum menikahi Fram ia pasti akan merasakan seperti ini. Tapi demi mewujudkan janji cinta yang telah diucapkan, dia merawat suaminya tanpa lelah dan penuh sabar. Istri Fram janji akan bertahan hidup.
Satu tahun berlalu. Musim tak menunjukkan tanda-tanda akan berbaik hati. Kecamuk orang-orang yang kelaparan semakin menjadi-jadi. Dan entah darimana datangnya singgah seorang peziarah yang mengatakan bahwa dengan daging maka penyakit itu akan sembuh,sungguh tidak logis. Lagipula dimana ada daging. Seluruh cadangan makanan habis tak berbekas. Keadaan Fram semakin menyedihkan. Tubuhnya mendadak kejang-kejang, sekarat. Istrinya panik.
Malam itu juga sambil terseok-seok ia menggendong suaminya menembus badai salju, entah mendapat kekuatan darimana, ia menuju orang-orang yang bisa menolongnya. Namun tiada yang mau menolong. Hanyalah peziarah yang menyarankan agar diberi daging. Istri Fram mendesis, menggigit bibirnya yang kering sambil menopang tubuh suaminya. Ia pun kembali ke pondoknya, meletakkan perlahan-lahan tubuh suaminya yang begitu dicintainya. Darimana bisa mendapat daging itu? umbi saja sudah habis. Tetapi, hei ! Sudut matanya menatap seekor belibis hinggap di jendela.
Ganjil sekali, bagaimana mungkin badai salju begini ada belibis yang seharusnya di sarangnya. Dengan gesit pun istri Fram menangkap belibis itu dan membelainya pelan. Setengah jam ia tertegun lalu menatap wajah kurus suaminya. Malam itu, takdir langit di tepi danau berubah.Sepotong daging masuk dalam perut Fram mengembalikan kesehatannya. Musim dingin berkepanjangan pun berakhir berganti semburat cahaya hangat mentari. Janji kehidupan baru datang.
Tidak ada yang tahu bahwa seekor belibis itu memiliki pasangan. Menurut keyakinan penduduk kami, dewa-dewi di syurga turun menjejak bumi menjelma sebagai belibis. Celakanya belibis itu turun di waktu dan tempat yang salah. Fram dan istrinya kembali ke seharian mereka dulu yang menyenangkan. Saat kandungan istrinya menginjak 7 bulan, terjadilah peristiwa aneh tersebut.
Fram yang sedang berburu di hutan tak sengaja melihat seekor belibis yang indah. Fram berkali-kali jatuh mengejar belibis itu hingga ke tepi danau. Tapi bukanlah belibis itu yang tampak, melainkan seorang wanita cantik. Pakaiannya indah berkilauan. Perhiasannya cemerlang. Wajahnya mempesona dan tubuhnya memikat. Apakah cinta itu? Apakah ia sebentuk perasaan yang tidak bisa di bagi lagi? Apa ia kata akhir sebuah perasaan? Tidak akan bercabang? Bukankah lazim seseorang jatuh cinta lagi padahal sebelumnya sudah berjuta kali bilang ke pasangan-pasangan sebelumnya "Ia adalah pasangan sejatiku !
"Entah bagaimana caranya, Fram jatuh cinta pada gadis belibis itu. Duhai celakanya urusan ini ! Bukannya menghabiskan waktu bersama istrinya yang sedang hamil tua di rumah,malah bercengkrama dengan gadis lain. Malangnya nasib istri Fram, seminggu sudah suaminya tak kunjung pulang. Sementara perutnya yang semakin membuncit. Dua minggu lagi persis bayinya akan lahir.
Pagi itu persis ketika daun cemara bergemerisik dan bunga bermekaran, istri Fram pergi mencari suaminya. Dan alangkah sedih isteri Fram, saat ia bertemu suaminya yang sedang tergila-gila cinta kepada gadis belibis itu. Dimanakah janji cintanya? Dimana? Semuanya musnah saat harusnya mereka berbahagia menanti anak pertamanya. Lirih memanggil dewa-dewi di surga meminta keadilan. Ia gemetar berdiri mencengkeram bebatuan. Fram tidak peduli, ia menarik mengajak gadis belibis itu menjauh. Tapi sebelum itu terjadi dewa-dewi sudah turun. Istri Fram menjelaskan duduk perkaranya. Dan menjadi teranglah urusan itu.
Gadis cantik itulah pasangan belibis yang tersesat di pondok Fram dua tahun silam. Justru gadis cantik inilah yang menuntut keadilan. Istri Fram menangis tersedu-sedu dan dewa-dewi memberikan 3x kesempatan untuk menghilangkan kelebihan gadis itu atau menambahkan kelebihan kepada isteri Fram. Kesempatan yang pertama, ia gunakan untuk meminta agar sihir pada gadis belibis itu dihilangkan, namun tetap saja Fram tergila-gila pada gadis itu.
Kesempatan yang kedua, ia meminta agar para dewi menghilangkan seluruh sihir yang masih mengungkung pada tubuh suaminya, dan sekejap cahaya pada tubuh Fram pun menghilang. Sihir pesona itu lenyap. Petani itu seakan baru tersadar dari mimpi. Melihat gadis belibis yang tampak cantik dan tubuh yang mempesona membuatnya tergila-gila daripada melirik istrinya. Istri Fram jatuh terduduk. Dan kesempatan ketiga, ia meminta agar dewi-dewi memperlihatkan janji kebahagiaan yang dikandungnya. Siluet cahaya menggetarkan mengungkung kepala Fram.
Fram seperti menyaksikan visualisasi nyata masa depan mereka. Kehidupan yang menyenangkan di pondok dengan anak-anak mereka. Taman bunga berkupu-kupu di tepi danau. Tetapi apa guna janji masa depan itu? Fram mengibaskannya. Ia merasa memiliki janji kehidupan yang lebih indah bersama gadis belibis yang semakin cantik dan indah dilihatnya. Tersungkurlah istri Fram sekarang. Menangis.
Tiga kali kesempatan, habis sudah pengharapannya. Musnah. Fram menarik tangan gadis belibis di sebelahnya, pergi menjauh. Matanya benar-benar dibutakan oleh penampilan. Tega sekali ia memberangus kehidupan bersama istrinya. Dewa dewi menghela napas tertahan. Apapun hasilnya, semua sudah selesai. Mereka hendak pergi, ketika salah seorang dewa menghampiri isteri Fram. "Kenapa kau tidak menggunakan kesempatan terakhirmu untuk menunjukkan kejadian yang sebenarnya, wahai wanita yang malang." "Kenapa kau justru menggunakan kesempatan terakhirmu untuk memperlihatkan janji masa depan?
"Istri Fram tersedu, menggeleng, menyeka pipinya. "Wahai wanita malang, mengapa kau tidak meminta kami menunjukkan dengan nyata kejadian malam itu. Agar suamimu menglihatnya. Agar gadis belibis itu menglihatnya. "Istri Fram berkata lirih, tertahan " Aku tidak ingin cintanya kembali karena dia merasa berhutang budi". "Kau melakukannya karena cinta, wahai wanita malang. Maka tidah ada hutang-budi. Sungguh urusan ini amat menyakitkan!".
Sang Dewa menoleh ke arah Fram dengan tatapan menghinakan "Kau tidak pernah tahu mengapa istrimu pincang,wahai pemuda. Dan kau, gadi belibis yang menyedihkan, kau tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi dengan belibis pasanganmu. Biarlah hari ini dewa-dewi menjadi saksi, dalam urusan cinta ini mereka yang dibutakan oleh duniawi tidak akan pernah mengerti hakikat cinta sejati". Maka melesatlah dewa-dewi itu terbang kembali ke angkasa. Meninggalkan istri Fram yang tersungkur sendirian. Ialah yang menyimpan cerita yang sebenarnya itu sendiri. Ia tak ingin memperlihatkan peristiwa itu pada suaminya.
Pada malam itu. Lama sekali istri Fram memandangi belibis di tangannya. Mendadak ia merasa ganjil. Tatapan mata belibis itu seperti memancarkan ketakutan. Persis seperti ketakutannya kehilangan Fram. Takut berpisah dengan suaminya. Dilihatnya Fram yang kejang di atas kasur. Melenguh tertahan. Istri Fram gemetar mengambil sebilah pisau. Sekali lagi ia menatap mata belibis dalam jepitan tangannya.
Belibis ini pasti mempunya pasangan, ujar pelan dalam hati istri Fram. Tidak. Istri Fram menggeleng. Malam ini jika sepotong daging itu akan mengobati suaminya,itu tidak akan berasal dari belibis elok ini. Biarlah dewa-dewi menjadi saksi. Biarlah semua ini menjadi bukti cinta sejatinya. Sempurna istri Fram menebaskan pisau tajam. Bukan ke leher belibis itu, tapi ke betis kakinya. Malam itu ,istri Fram memberikan "daging" miliknya. Ia melepas pergi belibis jelmaan itu.
Malangnya, belibis jantan yang hendak kembali ke langit malah terjerembab di pecahan es danau. Mati tenggelam tanpa siapapun yang tahu, termasuk pasangan betinanya. Malam itu istri Fram telah membuktian cinta sejatinya. Andaikata demi kesembuhan suaminya ia harus memberikan jantungnya, maka itu pasti akan diberikannya. Hari ini,setiap tahun istri Fram kembali. Kupu-kupu kuning yang memenuhi pemakaman kota. Mengambang, memesona. Hari ini, istri Fram selalu menunaikan janji cinta sejatinya. Dulu iya, sekarang masih, esok-lusa pasti.
Teringat tentang legenda itu, tokoh si Aku tak ingin mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan oleh Fram, akan tetapi isterinya lah yang pergi meninggalkannya demi laki-laki lain.