Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk memberikan contoh soal Kemustahilan dalam hikayat. Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau hubungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta."
Kemustahilan Hikayat merupakan kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak diterima nalar. Contohnya bayi lahir disertai pedang dan panah, seorang putri keluar dari gendang.
Contoh Soal Kemustahilan Hikayat
1. Perhatikan kutipan hikayat berikut !
Di dalam berkata-kata itu datanglah Sultan Harunurrasyid. Maka Abu Nawas pun larilah; dalam hatinya, “Jika baginda itu orang yang berakal, niscaya terlepaslah ia dan jikalau bodoh matilah ia disembelih orang jahat itu.”
Kemudian baginda itu pun dibawa oleh orang Badui itu ke tempat memotong daging, hendak dikeratnya batang lehernya. Dengan terkejut dan heran berkatalah baginda, “Adapun daging aku ini tiada berapa banyaknya akan engkau perbuat bubur haris itu, hasilnya pun sedikit. Yang baiknya engkau suruhlah aku ini membuat kopiah; pada satu hari dua biji selesai aku buat. Jika engkau jual, harganya dapat lebih daripada harga bubur itu.”
“masa…”
“berapa engkau dapat dari hasil berjualan bubur itu?”
Hal yang mustahil terungkap dalam kutipan hikayat tersebut adalah…
a. Seorang pembuat kopiah yang bisa menghasilkan dua buah kopiah dalam sehari
b. Seorang raja yang cerdik yang selamat dari pembantaian orang Badui
c. Abu Nawas yang ditahan oleh orang Badui (terlihat jelas dalam kalimat: “Kemudian baginda itu pun dibawa oleh orang Badui itu ke tempat memotong daging, hendak dikeratnya batang lehernya.” Bahwa yang ditangkap oleh orang Badui adalah baginda, bukan Abu Nawas.)
d. Orang Badui itu pergi ke tempat pemotongan daging
e. Raja yang dibawa orang Badui hendak dikerat lehernya
2. Bacalah kutipan hikayat berikut!
Tersebutlah perkataan seorang raja keinderaan yang kena sumpah Batara Indera. Adapun raja itu sekarang hidup laki bini sebagai si Miskin di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Maharaja Indera Dewa. Adapun pekerjaan si Miskin mengelilingi negeri mencari rezeki setiap hari adanya. Tetapi ke mana mereka pergi, mereka selalu dilempar orang dengan batu dan kayu. Terpaksalah mereka makan ketupat dan buku tebu yang didapatinya dari timbunan-timbunan sampah.
Hatta beberapa lamanya bini si Miskin pun hamilah dan ingin makan mempelan dari raja. Raja Antah Berantah dengan suka memberikan mempelan itu. Berapa lama kemudian, bini si Miskin ingin makan nangka yang ada di dalam istana dan nangka itu pula diberikan juga oleh raja …..
Hal yang mustahil terungkap dalam kutipan hikayat tersebut adalah…
a. Batara Indera yang melanggar sumpahnya pada raja terdahulu yang sekarang disebut si Miskin (karena pernyataan ini terbalik)
b. Orang miskin itu mencari makan di tempat sampah dan hidup pasrah
c. Raja Antah Berantah memberikan bantuan kepada si Miskin
d. Raja negeri Antah Berantah yaitu Maharaja Indera Dewa
e. Si Miskin dahulu adalah seorang raja
3. Bacalah penggalan hikayat berikut!
“Sekarang cobalah Guru ceritakan pula,” titah Raja Dabsyalim kepada Baidaba. “Yang manakah di antara sifat-sifat ini, berani, pemurah, pengasih, penyantun, yang harus dipilih raja untuk jadi sendi kekuasaannya memerintah hamba rakyatnya?”
“Ampun, Tuanku,” jawab Baidaba. “Sifat pengasih penyayang itulah terutama harus dipilih raja untuk jadi sendi kebesaran dan kekuasaannya. Belumkah Tuanku mendengar cerita raja balad dengan Permaisuri Irah?”
“Guru, ceritakanlah supaya kita dengar!”
“Sekali peristiwa adalah seorang raja bernama Balad dan wazirnya bernama Ilad. Wazir itu seorang yang taat beribadat dan saleh. Pada suatu malam raja bermimpi yang menakutkan delapan macam banyaknya. Setelah hari siang Baginda suruh panggil pandeta Brahmana, hendak meminta keterangan tabirnya.”
Kemustahilan kutipan hikayat tersebut adalah …
a. Seorang raja harus memiliki sifat pengasih penyayang dalam menjalankan kekuasaannya memerintah rakyat
b. Baidaba adalah seorang penasihat Raja Dabsyalim
c. Raja menceritakan kisah raja Balad
d. Raja Dabsyalim mempunyai ayah yang bernama Baidaba (Baidaba adalah guru dari Raja Dabsyalim)
e. Raja meminta pendapat kepada Baidaba dalam memerintah rakyatnya
4. Perhatikan kutipan hikayat berikut !
Kata sahibul hikayat, maka tersebutlah perkataan sang Nila utama tinggal di Bintan beristrikan Wan Seri Beni. Anak Raja Bintan itu terlalu amat berkasih-kasihan. Hatta lamanya, pada suatu hari, sang Nila hendak pergi beramai-ramaian ke Tanjung Bemban, hendak membawa perempuan Baginda. Maka Baginda pun memohon kepada bunda Baginda, Permaisuri Syah. Maka titah bunda baginda:
“Apa kerja anak kita pergi ke sana? Tiadalah rusa dan pelanduk dengan kandangnya, dan tiadakah kijang, landak, dan kurungannya? Tiadakah segala ikan dan kerang-kerangan di dalam kolam? Dan tiadakah buah-buahan dan bunga-bungaan di dalam taman? Mengapakah maka anak kita hendak bermain jauh?”
Hal yang mustahil terungkap dalam kutipan hikayat tersebut adalah…
a. Sang Nila hendak pergi ke Tanjung Bemban
b. Permaisuri Syah mengizinkan Baginda pergi asal ditemani oleh hulubalangnya (yang akan pergi ke Tanjung Bemban adalah anak perempuan Baginda, bukan Baginda.)
c. Baginda memohonkan ijin kepada istrinya agar anak perempuannya dapat pergi ke Tanjung Bemban
d. Istri dari sang Nila adalah Wan Seri Beni
e. Permaisuri Syah adalah istri dari Baginda
5. Bacalah karya sastra Melayu Klasik berikut!
Setelah Raja Iskandar mendengar tauhid Nadi Khidir itu, maka insaf sedikit kata Nabi Khidir itu dalam hatinya dan terjagalah ia akan pengajar gurunya hakim dengan akalnya. “Hai, orang muda, aku pun dahulu itikad inilah diajarkan guruku hakim Aristoteles. Hanya baharu juga aku ubah itikad itu, digusarinya aku mengubah dia, tiada kudengarkan katanya. Maka akan sekarang, aku mendengar katamu itu mufakat sekali dengan kata guruku. Pada hatiku benar juga itikad ini, hanya sedikit syak dalam hatiku.”
Kemustahilan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah
a. Raja Iskandar mematuhi ajaran Nabi Khidir.
b. Raja Iskandar melarang Nabi Khidir mengajarkan sesuatu padanya.
c. Hakim Aristoteles mengajarkan itikad kepada Nadi Khidir
d. Raja Iskandar mengalami keraguan terhadap ajaran Nadi Khidir (Justru Raja Iskandar telah mematuhi ajaran Nadi Khidir)
e. Nadi Khidir setuju dengan tauhid gurunya Aristoteles
6. Bacalah penggalan hikayat berikut!
“Sekarang cobalah Guru ceritakan pula,” titah Raja Dabsyalim kepada Baidaba. “Yang manakah di antara sifat-sifat ini, berani, pemurah, pengasih, penyantun, yang harus dipilih raja untuk jadi sendi kekuasaannya memerintah hamba rakyatnya?”
“Ampun, Tuanku,” jawab Baidaba.
“Sifat pengasih penyayang itulah terutama harus dipilih raja untuk jadi sendi kebesaran dan kekuasaannya. Belumkah Tuanku mendengar cerita raja balad dengan Permaisuri Irah?”
“Guru, ceritakanlah supaya kita dengar!”
“Sekali peristiwa adalah seorang raja bernama Balad dan wazirnya bernama Ilad. Wazir itu seorang yang taat beribadat dan saleh. Pada suatu malam raja bermimpi yang menakutkan delapan macam banyaknya. Setelah hari siang Baginda suruh panggil pandeta Brahmana, hendak meminta keterangan tabirnya.”
(Hikayat Raja Balad dengan Permaisuri Irah)
Kemustahilan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah
a. Raja yang kebingungan bagaimana memimpin negeri.
b. Seorang raja harus memiliki sifat pengasih penyayang dalam menjalankan kekuasaannya.
c. Raja bermimpi yang menakutkan delapan macam banyaknya.
d. Panggil pandeta Brahmana, hendak meminta keterangan tabirnya.”
e. Baidaba seorang yang taat beribadat dan saleh (Yang taat beribadah adalah Wazir Raja Balad, Bukan Baibada)
7. Kata sahibul hikayat, maka tersebutlah perkataan sang Nila utama tinggal di Bintan beristrikan Wan Seri Beni. Anak Raja Bintan itu terlalu amat berkasih-kasihan. Hatta lamanya, pada suatu hari, sang Nila hendak pergi beramai-ramaian ke Tanjung Bemban, hendak membawa perempuan Baginda, Maka Baginda pun memohon kepada bunda Baginda, Permaisuri Syah. Maka titah bunda baginda:
“Apa kerja anak kita pergi ke sana? Tiadalah rusa dan pelanduk dengan kandangnya, dan tiadakah kijang, landak, dan kurungannya? Tiadakah segala ikan dan kerang-kerangan di dalam kolam? Dan tiadakah buah-buahan dan bunga-bungaan di dalam taman? Mengapakah maka anaka kita hendak bermain jauh?”
Kemustahilan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah
a. Permaisuri Syah mengizinkan Baginda pergi asal ditemani oleh hulubalangnya (Yang akan pergi ke Tanjung Bemban adalah anak perempuan Baginda, bukan Baginda)
b. Baginda memohonkan izin kepada isterinya agar anak perempuannya dapat pergi ke Tanjung Bemban
c. Istri dari sang Nila adalah Wan Seri Beni
d. Permaisuri Sayh adalah istri dari Baginda
e. Baginda minta izin kepada ibunya untuk pergi ke Tanjung Bemban.
8. Di antara berbagai-bagai jenis binatang yang di bawah perintah raja singat itu ada dua ekor serigala yang amat bijaksana, seekor bernama Kalilah dan seekor lagi bernama Dimnah. Karena melihat raja tiada pernah keluar-keluar lagi, maka pada suatu hari berkatalah Dimnah kepada Kalilah, ”Hai saudaraku, tahukah engkau apa sebabnya, maka raja kita kelihatan berduka cita tidak keluar-keluar dari tempat seperti sehari-hari?”
Kejadian yang mustahil dalam kutipan tersebut adalah… .
a. Kalilah dan Dimnah pemimpin yang bijaksana.
b. Raja yang tidak pernah keluar dari tempatnya
c. Serigala yang digambarkan bersifat bijaksana. (Karena serigala biasanya bersifat antagonis)
d. Seorang raja bijaksana, tetapi berduka cita.
e. Rakyat yang berlebihan memperhatikan rajanya
9. Hikayat Kalilah dan Dimnah
Di antara berbagai-bagai jenis binatang di bawah perintah raja singa itu ada dua ekor serigala yang amat bijaksana, seekor bernama Kalilah dan yang seekor lagi Dimnah.
Karena melihat raja tiada pernah keluar-keluar lagi, maka pada suatu hari berkatalah Dimnah kepada Kalila, “Hai Saudaraku, tahukah engkau apa sebabnya, maka raja kita kelihatan berduka cita tidak keluar-keluar dari tempat seperti sehari-hari?” “Apa gunanya engkau tanyakan hal itu?” jawab Kalila. “Kita hamba rakyat wajib kita berusaha menyenangkan hati raja, dan menjauhkan segala yang akan menyusahkan kepadanya.
Bukan kita orangnya yang patut mencampuri hal raja dan memperkatakannya. Sebab itu,janganlah engkau menanyakan hal itu juga. Ketahuilah, orang senang mencampuri urusan yang bukan urusannya sendiri, serupa halnya dengan kera yang mencampuri pekerjaan tukang kayu.”
Kejadian yang mustahil dalam kutipan tersebut adalah …
a. Kalila dan Dimnah pemimpin yang bijaksana
b. Raja yang tidak pernah keluar dari tempatnya
c. Serigala yang digambarkan bersifat bijaksana (Dari pilihan jawaban yang ada yang menunjukkan kemustahilan adalah serigala yang diberi sifat bijaksana)
d. Seorang yang digambarkan bijaksana, tetapi sering berduka cita
e. Rakyat yang sangat berlebihan memperhatikan rajanya.
10. Maka saat sang Baginda sedang duduk di tahtanya bersama para bawahannya, Tumenggung dan segala pegawai- pegawainya datang berlutut, lalu menyembah Sang Raja, ”Hormat Tuanku, saya mohon ampun dan berkat, ada banyak berita tentang penghianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai saya.” Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalu bertanya, ”Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?” .... Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu, maka Baginda bertitah, ”Siapakah orang itu, sang Hang Tuah kah?” Maka Tumenggung menjawab, ”Siapa lagi yang berani melakukannya selain Hang Tuah itu. ...
Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya berwarnamerah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu, ”Pergilah, singkirkanlah si durhaka itu!” Maka Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di dalam negri itu, tetapi Hang Tuah tidak mati, karena Hang Tuah itu perwira besar, apalagi dia menjadi wali Allah. Kabarnya sekarang ini Hang Tuah berada di puncak hulu Sungai Perak, di sana ia duduk menjadi raja segala Batak dan orang utan.
Peristiwa kemustahilan dalam kutipan tersebut adalah ....
a. Raja menyingkirkan para pengkhianat.
b. Rakyat berani melawan raja mereka.
c. Raja duduk bersama bawahannya.
d. Hang Tuah tidak pernah mati. (Di dunia ini tidak ada yang kekal kecuali Allah SWT. Jadi semua makhluk hidup pasti akan mati
e. Rakyat berlutut menyembah Sang Raja.