Analisis hikayat malim deman dilakukan dengan cara mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat malim deman serta unsur ekstrinsik hikayat malim deman. Unsur intrinsik hikayat malim deman meliputi analisis tema, latar, alur, struktur tahapan alur hikayat malim deman, tokoh dan watak tokoh (penokohan), sudut pandang, gaya bahasa serta amanat hikayat malim deman. Sedangkan unsur ekstrinsik hikayat malim deman terdiri dari analisis nilai-nilai eksternal yang mempengaruhi hikayat malim deman. Berikut naskah cerita hikayat malim deman.
1. Hikayat Malim Deman
Malim deman adalah putra raja dari bandan muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya. Setelah besar, malim deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah nenek kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai istrinya.
Dengan pengiring yang banyak, pergilah malim Deman ke rumah nenek kebayan. Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang putri bungsu, sehingga puteri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek kebayan lalu mengawinkan mereka.
Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar. Jamuan makanan besar-besaran lalu di adakan. Malim Deman juga ditabalkan menjadi raja. Tidak lama kemudian Malin Deman gering, lalu mangkat. Sejak kematian ayahhanda, Malim Deman lalu memerintah negeri. Setiap hari ia asyik menyambung ayam saja.
Dalam keadaan yang demikian, Puteri Bungsu pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim Dewana. Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi Malim Deman tetap tidak mau kembali ke istana melihat puteranya. Putri Bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan kembali baju layangnya. Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan anaknya Malim Dewana.
Sepeninggal Puteri Bungsu, barulah Malim Deman menyesal. Tujuh hari tujuh malam ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan menangis saja. Akhirnya ia berazam pergi mendapatkan istri dan anaknya kembali.
Dengan susah payah, sampailah ia ke rumah nenek kebayan dan bertanya dimana diperoleh burung borak yang dapat membawanya kekayangan. Dengan bantuan nenek kebayan, tahulah ia bahwa Puteri Terus Mata ada menyimpan burung borak. Raja jin bersedia meminjamkan burung borak kepada Malim Deman dengan syarat bahwa Malim Deman harus kawin dengan anaknya yaitu Puteri Terus Mata. Malim Deman menyanggupi hal ini.
Sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan dikawinkan dengan Mambang Molek. Malim Deman mengalahkan Mambang Molek dalam menyambung ayam. Maka timbullah pertikaman antara keduanya. Mambang Molek terbunuh. Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula. Perkawinan dengan Puteri Terus Mata lalu diadakan.
Hatta Malim Deman pun menjadi seorang raja yang sangat bijaksana lagi gagah berani. Dan baginda katiga laki istri juga sangat sayang kepada Puteranya
2. Unsur Intrinsik Hikayat Malim Deman
Unsur intrinsik hikayat malim deman meliputi analisis tema, latar, alur, struktur tahapan alur hikayat malim deman, tokoh dan watak tokoh (penokohan), sudut pandang, gaya bahasa serta amanat hikayat malim deman.
2.1. Tema Hikayat Malim Deman
Tema yang terdapat dalam hikayat “Malim Deman” adalah tentang perjuangan seorang raja yang ingin mempertahankan keluarganya.
2.2. Tokoh dan Watak Tokoh Hikayat Malim Deman
Malim Deman : Bijaksana
Bukti: “Malim Deman adalah putera raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya”
Nenek Kebayan : Penolong.
Bukti : "Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berasil mencuri selendang putri bungsu."
Putri Bungsu : Mudah tersinggung atau mudah marah.
Bukti : “Puteri Bungsu sangat masyghul hatinya”
Raja Jin : Licik.
Bukti : “Raja jin bersedia meminjamkan burung borak kepada Malin Deman dengan syarat . . .”
Malim Dewana : Penurut.
Bukti : “Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan anaknya Malim Dewana”.
2.3. Latar / Setting Hikayat Malim Deman
Latar Tempat Hikayat Malim Deman
Bandar Muar
("selang berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar").
Rumah Nenek Kebayan
("akhirnya, sampailah ia kerumah nenek Kebayan").
Kayangan
("sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu . . .").
Latar Suasana HIkayat Malim Deman
Suasana Menegangkan :
“Malim Deman mengalahkan mambang molek denganmenyambung ayam, maka timbullah pertikaman antara keduanya”
Suasana Senang:
“Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula”
2.4. Alur Hikayat Malim Deman
Alur dalam hikayat malim deman adalah alur maju yang dicirikan dengan adanya tahapan orientasi -> komplikasi -> resolusi. Berikut tahapan alur hikayat malim deman.
- Ekposisi (Tahap perkenalan):
“Malim deman adalah putera raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya”
- Penampilan Permasalahan:
“setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah nenek kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai istrinya”
- Komplikasi (Tahap Permasalah) :
"puteri bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan kembali baju kayangan. Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan anaknya Malin Dewana”
- Tahap Klimaks :
“sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan dikawinkan dengan Mambang Molek. Malim Deman mengalahkan Mambang dalam menyambung ayam. Maka timbullah pertikaman antara keduanya”
- Tahap Ketegangan Menurun:
“sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun ke dunia semula”.
2.5. Sudut Pandang Hikayat Malim Deman
“Akhirnya, sampailah ia kerumah nenek kebayan “
Dari gambarab teks di atas, dapat disimpulkan bahwa penulis hikayat malim deman menggunakan Sudut pandang orang ketiga serba tahu.
2.6. Gaya Bahasa Hikayat Malim Deman
Penggunaan gaya bahasa hikayat malim deman sulit di mengerti karena menggunakan bahasa melayu kuno, dan menggunakan kata penghubung maka dalam awal kalimat.
Contoh: “Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar”.
2.7. Amanat Hikayat Malim Deman
Berikut pesan moral atau amanatdalam hikayat malim deman yang coba disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
- Keluarga itu sangat penting dalam kehidupan kita, jadi jangan kita sia-siakan keluarga kita tersebut.
Bukti: "Sepeninggal Puteri Bungsu, barulah Malim Deman menyesal. Tujuh hari tujuh malam ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan menangis saja. Akhirnya ia berazam pergi mendapatkan istri dan anaknya kembali."
- Saling tolong-menolonglah terhadap sesama, tetapi jangan tolong-menolong dalam berbuat kejahatan.
Bukti: "Dengan pengiring yang banyak, pergilah malim Deman ke rumah nenek kebayan. Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang putri bungsu, sehingga puteri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan."
- Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
Bukti: "Dengan susah payah, sampailah ia ke rumah nenek kebayan dan bertanya dimana diperoleh burung borak yang dapat membawanya kekayangan."
3. Unsur Ekstrinsik Hikayat Malim Deman
Analisis unsur ekstrinsik hikayat malim deman terdiri dari analisis nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat malim deman. Nilai nilai tersebut yaitu nilai pendidikan, nilai moral dan nilai budaya hikayat malim deman. Berikut analisis nilai-nilai dalam unsur ekstrinsik hikayat malim deman.
3.1. Nilai Pendidikan Hikayat Malim Deman
Nilai pendidikan hikayat malim deman yaitu kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Bukti: "Raja jin bersedia meminjamkan burung borak kepada Malim Deman dengan syarat bahwa Malim Deman harus kawin dengan anaknya yaitu Puteri Terus Mata."
3.2. Nilai Moral Hikayat Malim Deman
Nilai moral hikayat malim deman yaitu kita tidak boleh terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.
Bukti: "Raja jin bersedia meminjamkan burung borak kepada Malim Deman dengan syarat bahwa Malim Deman harus kawin dengan anaknya yaitu Puteri Terus Mata."
Nilai moral lainnya dalam hikayat malim deman yaitu kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Bukti "Sepeninggal Puteri Bungsu, barulah Malim Deman menyesal."
3.3. Nilai Budaya Hikayat Malim Deman
Nilai budaya dalam hikaya malim deman yaitu kita harus saling menghormati terhadap sesama.
Bukti "Hatta Malim Deman pun menjadi seorang raja yang sangat bijaksana lagi gagah berani. Dan baginda katiga laki istri juga sangat sayang kepada Puteranya".
Demikianlah artikel yang membahas tentang analisis hikayat malim deman mulai dari analisis unsur intrinsik hikayat malim deman hingga analisis unsur ekstrinsik hikayat malim deman. semoga bermanfaat dan jangan lupa meninggalkan jejak di kolom komentar.